INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi turut menyoroti tentang Rocky Gerung jadi pembicara bahas dana haji di Mata Najwa....
INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi turut menyoroti tentang Rocky Gerung jadi pembicara bahas dana haji di Mata Najwa.
Eko Kuntadhi memposting kolase foto dan tulisan di akun Twitter @eko_kuntadhi, seperti dilansir Tribun-timur.com.
Tampak capture tayangan Rocky Gerung dan Najwa Shihab di Mata Najwa.
Adapun tulisan di kolase tersebut sebagai berikut:
"Bisa-bisanya Rocky Gerung jadi narsum Mata Najwa bahas dana haji.
Bukan muslim, gak pernah daftar haji, bukan ekonom juga.
RG cari makan dengan asal bicara, yang penting serang pemerintah biar jadi narsum dimana-mana,".
Eko Kuntadhi pun menuliskan cuitan bernada satir menyertai postingan kolase tersebut.
"Mbak @NajwaShihab, besok undang Abdul Somad dong buat bahas isu pajak.
Jangan lupa undang juga Novel Bamukmin membahas isu tantangan era 5G.
Kalau Lieus Sungkarisma cocok buat narsum sertikasi halal." tulis Eko Kuntadhi, Minggu (14/6/2021) pukul 2.13 siang.
Diberitakan sebelumnya, Rocky Gerung hadir sebagai pembicara di Mata Najwa terkait dana haji.
Kehadirannya untuk menjawab tantangan Ketua Komisi VIII DPR.
Rocky Gerung Jawab Tantangan Debat Terbuka Ketua Komisi VIII DPR demikian judul video di YouTube Mata Najwa, 10 Juni 2021.
Diketahui, baru-baru ini, Ketua Komisi VIII DPR Fraksi PAN, Yandri Susanto, menantang Rocky Gerung dan Rizal Ramli di forum terbuka untuk membahas kontroversi dana haji.
Rocky Gerung dan Yandri Susanto pun akhirnya diundang ke Mata Najwa,
Usai tampil di Mata Najwa, nama Rocky Gerung pun trending di Twitter.
Netizen menyoroti perdebatan antara Rocky Gerung dengan Yandri Susanto.
Pada Mata Najwa tadi malam, Rabu (9/6/2021), Rocky Gerung mempertanyakan, ada apa Partai Amanat Nasional atau PAN dukung pemerintah?
“Misalnya, saudara Yandri dari PAN, tiba-tiba minta debat dengan saya. Saya oposisi. lalu orang menganggap Yandri ingin memperlihatkan kepada presiden menundukkan oposisi, the unspeakable itu yang tiba sebagai untuk analisi. Ada apa PAN memberi sinyal membela istana sekarang,” kata Rocky Gerung.
Lalu Yandri Sutanto sebagai kader PAN dan Ketua Komisi VIII DPR RI pun langsung tertawa.
“Niat saya untuk meluruskan yang hoax-hoax itu,” kata Yandri.
Rocky pun menimpali,” yang meluruskan hoax adalah kemenkominfo,” ujarnya.
“Saya komisi VIII yang berhubungan dengan haji. Tak ada hubungannya, bang Rocky terlalu liar,” katanya.
“Coba kita liat akibatnya nanti yah,” timpal Rocky Gerung.
Rocky Gerung Ingin Lawan Sufmi Dasco Ahmad
Rocky Gerung menganggap lawan diskusi yang tepat adalah Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, bukan Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto.
"Lawan debat yang salah, saya mengomentari (pernyataan) Dasco, bukan Yandri. Kalau saya terangkan (soal kritik dana haji) ke Yandri, mungkin enggak ngerti," tegas Rocky Gerung.
Dosen Filsafat ini menyampaikan, konteks kritikannya soal haji bermula saat adanya teguran Duta Besar Arab Saudi kepada Ketua DPR RI Puan Maharani.
Teguran ini melalui Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco mengenai informasi ada 11 negara yang memperoleh kuota haji, kecuali Indonesia.
Menurut Rocky Gerung, hal tersebut dimaknai sebagai teguran diplomatik karena langsung menuju Ketua DPR RI, bukan melalui Departemen Luar Negeri.
Atas dasar itu, Rocky pun heran justru Yandri Susanto yang gencar mengkritiknya, bukan Dasco.
Selain itu, Rocky juga menyinggung soal penyebutan nama Habib Rizieq Shihab yang diduga turut menjadi alasan Arab Saudi belum memberi kuota haji untuk Indonesia.
Menurut Rocky, penyebutan HRS semata-mata berdasarkan analisisnya.
"Saya menganalisisnya berdasarkan diplomasi. Habib Rizieq saya pakai sebagai alat analisis. Saya kan biasa menganalisa politik internasional," jelas Rocky Gerung.
Yandri langsung memotong kuota haji tidak ada hubungannya dengan Habib Rizieq Shihab.
"Ini (soal kuota haji) Tidak berkaitan dengan Habib Rizieq, tidak ada persoalan diplomasi kok, yang bilang Dubes (Arab Saudi) bukan Rocky Gerung," kata politisi PAN ini.
s: tribunnews.com