INDONESIAKININEWS.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur mengungkap praktik kawin kontrak di Kecamatan Cipanas Puncak, Sukar...
INDONESIAKININEWS.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur mengungkap praktik kawin kontrak di Kecamatan Cipanas Puncak, Sukaresmi, dan Pacet.
Fenomena praktik kawin kontrak ini telah terdeteksi sejak 2015 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
“Diawali dengan adanya laporan-laporan masyarakat yang kemudian kita coba telusuri ke lapangan,” ungkap Wakil Ketua MUI Kabupaten Cianjur, H Ahmad Yani, Minggu (20/6).
Menurut penelurusan MUI, praktik kawin kontrak ini memang ada di tengah masyarakat, terutama di 3 wilayah atau kecamatan yaitu Cipanas Puncak, Sukaresmi, dan Pacet.
Kaum perempuan di sana secara sadar atau tidak sadar telah menjadi pelaku sekaligus korban yang sesungguhnya.
Kaum perempuan ini dimanfaatkan oleh pria hidung belang yang datang dari Timur Tengah untuk dijadikan istri-istrian.
Mereka tergiur oleh iming-iming uang, harta, benda yang didapat dari proses prostitusi terselubung ini.
Adanya akad nikah dan ijab kobul dalam proses kawin kontrak hanya sebagai selubung agar tak dicap berzina.
Komplotan ini memanfaatkan datangnya musim liburan di Timur Tengah dengan mengelola jasa “travel dadakan” yang menawarkan jasa kawin kontrak.
Mereka berkomunikasi dari mulut ke mulut untuk menyediakan jasa kawin kontrak di Kabupaten Cianjur, kawasan Puncak, dan Kabupaten Bogor.
Bahkan memanfaatkan jaringan mereka di Timur Tengah untuk menawarkan jasa kawin tamasya ini.
Mereka biasa datang ke Cianjur pada saat musim Haji, karena pada saat bersamaan sekolah dan perkantoran di Timur Tengah sedang masa liburan.
Menyikapi ini, Bupati Cianjur pun bergerak cepat melarang praktik ini dilakukan di wilayahnya.
Namun perempuan yang terlanjur menjalani kawin kontrak itu kini beralih profesi melayani pria lokal dengan menjadi pemandu lagu.
“Banyak laporan dari warga, terutama orang-orang Timur Tengah yang datang ke Cianjur untuk istirahat terutama pada saat di Arab Saudi sedang diadakan Hajian. Nah, di situlah banyak yang datang ke Cianjur yang sengaja mencari mangsa,” ungkap Bupati Cianjur Herman Suherman, Selasa (15/6/2021). (ral/int/pojoksatu)