INDONESIAKININEWS.COM - Kota Solo di balik kelembutan dan keramahtamahan warganya memang acap terusik dengan kelompok-kelompok intoleran d...
INDONESIAKININEWS.COM - Kota Solo di balik kelembutan dan keramahtamahan warganya memang acap terusik dengan kelompok-kelompok intoleran dan radikal yang bersembunyi di balik karakter warga Solo yang terbuka.
Dan kiranya tidak hanya di Solo nyaris disemua daerah di Indonesia kiranya bertumbuh faham-faham yang merusak nilai-nilai kebhinekaan.
Diberitakan sebanyak 12 anak dibawah umur diduga telah melakukan perusakan makam di TPU Cemoro Kembar di Kampung Kenteng, Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Surakarta.
Informasinya perusakan tersebut dilakukan pada 16 Juni 2021 lalu pukul 15.00 WIB. Anak-anak tersebut merupakan murid dari rumah belajar atau sekolah.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun langsung meninjau lokasi makam dan bertemu dengan keluarga korban, Senin (21/6/2021) siang.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyayangkan adanya perusakan makam di TPU Cemoro Kembar di Kampung Kenteng Kelurahan Mojo Kecamatan Pasar Kliwon.
Apalagi kasus perusakan tersebut melibatkan anak-anak di salah satu rumah belajar di kawasan tersebut.
"Ini merupakan bentuk intoleransi. Ngawur sekali, apalagi melibatkan anak-anak," terang Gibran saat dikonfirmasi, Senin (21/6/2021).
Gibran pun akan memproses masalah perusakan makam ini. Gibran akan menutup rumah belajar atau sekolah tersebut, karena sudah benar baik sekolah atau guru-gurunya.
"Tutup saja sekolah. Sudah tidak benar sekolahnya dan guru-gurunya," tegas putra sulung Presiden Jokowi ini.
Nanti yang akan diproses hukum guru atau pengasuhnya. Kalau untuk anak-anaknya akan dilakukan pembinaan, karena mereka masih berada dibawah umur.
"Ini sudah kurang aja sekali. Yang diproses hukum pengasuhnya. Termasuk anak dibawah umur harus ada pembinaan," paparnya.
Tidak dapat dipungkiri jika Gibran Rakabuming Raka naik pitam. Kelompok ini seolah sedang menantang dan berani mencoreng mukanya.
Jika benar sokolah tersebut mengajarkan faham-faham intoleran sudah seharusnya ditutup dan bila perlu para pengasuhnya di hukum karena memperalat anak-anak di bawah umur.
Saya jadi ingat acara Kick Andy yang menampilkan bintang tamu 3 penggiat sosial media. Denny Siregar, Ade Armando dan Eko Kunthadi. Mereka memiliki tujuan yang sama yaitu bersuara melawan intoleransi dan bahaya radikalisme yang mulai bertumbuh di negara kita indonesia.
Jika perusakan makam seperti di atas tidak ditindak tegas maka akan timbul di tempat lain dengan skala yang lebih besar.
Jika benar perusakan makam tersebut motivasinya karena ajaran dari faham yang mereka anut. Bukan karena adanya motif ain seperti sengketa tanah, dendam pribadi dan lainnya. Tapi rasanya hal ini sangat kecil kemungkinanya.
Perusakan makam pernah terjadi juga di Magelang, Jateng. Setidaknya 22 makam dirusak kejadian sekitar bulan Januari 2019 , sumber.
Indonesia saat ini bersusah payah mengakomodasi kepentingan Islam moderat dan Islam berhaluan keras. Politik keseimbangan ini sekarang diuji kehadiran gerakan anti-toleran yang dilabeli aliran Wahabi.
Pekerjaan yang amat berat bagi para pemimpin di daerah maupun di pusat. Dan saya belum tahu motif perusakan di Solo tersebut karena ajaran dari faham tertentu atau karena motif lain.
Jika itu karena disebabkan ajaran dari sebuah aliran biasanya yang berpotensi melakukan itu adalah aliran salafi dan wahabi, yang kerap teriak musrik dan bid'ah.
Kelompok-kelompok yang berlatar Salafi dan Wahabi terus melebarkan pengaruhnya ke berbagai lini di indonesia, termasuk ke dunia pendidikan. Nah, kita bisa bayangkan jika sejak dini tak ada ruang bagi toleransi tapi intoleransi yang justru mendominasi. Bisa saling berkelahi antar sesama setiap hari. Sangat mengerikan sekali.
Istilah Salafi dan Wahabi adalah sebutan yang dialamatkan kepada kelompok atau perorangan yang menganjurkan "pemurnian" Islam kepada Al-Quran dan hadis - dan menolak tambahan-tambahan lain setelahnya.
Adapun aliran Wahabi dikaitkan dengan sosok Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1792), seorang ulama dari Arab Saudi yang mendirikan sebuah sekte yang menyatakan bahwa mereka kembali kepada semangat sejati Nabi Muhammad.
Beruntung pemerintahan Jokowi sudah membubarkan HTI dan FPI ormas yang menjadi tempat untuk onani. Hanya memang yang mereka hidup secara sporadis ini yang cukup berbahaya. Menyusup secara perlahan antar pribadi kemudian mempengaruhi.
Biasanya secara perlahan menguasai masjid-masjid di perkampungan yang tidak memiliki pengaruh kiai yang kuat di daerah setempat. Sudah pasti akan menjadi sasaran empuk. Lalu anak-anak mulai dikuasai juga.
Demikian, salam..
S: Anton cahaya