INDONESIAKININEWS.COM - Peristiwa perusakan makam oleh sejumlah pelajar viral di media sosial. Dapaknya belasan makam di pemakaman umum di ...
INDONESIAKININEWS.COM - Peristiwa perusakan makam oleh sejumlah pelajar viral di media sosial.
Dapaknya belasan makam di pemakaman umum di Solo, rusak akibat ulah siswa.
Lantaran viral, kabar itu sampai ke telingan yang punya wilayah, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Reaksi Gibran pun di luar dugaan. Ternyata anak Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu baru tahu jika ada sekolah yang membandel tetap buka dan melakukan pembelajaran tatap muka di masa Covid-19.
Gibran langsun langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup sekolah tersebut.
Selain membandel tetap buka, sekolah tersebut diduga belum berizin.
Seperti diketahui, ada aturan Surat Edaran No 067/1869 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Peran Satuan Tugas Tingkat Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Solo.
Sekolah tersebut disinyalir melanggar Surat Edaran tersebut dengan tetap buka di masa pandemi.
Halaman:
Editor: Rizki Laelani
Dalam SE nomor 7 huruf b poin 4 dijelaskan sekolah yang ingin menggelar tatap muka harus memdapatkan izin dari wali kota sesuai kewenangannya melalui rekomendasi dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Solo.
"Sekolahnya apakah sudah berizin? Kok selama penutupan sekolah ini (masih Covid-19) kok bisa tatap muka (PTM)," jelasnya pada wartawan pada Selasa, 22 Juni 2021.
"Izinnya seperti apa. Yang lain tutup (daring) kok dia PTM. Dari prokesnya aja sudah tidak tepat. Yang jelas sekolahnya harus ditutup," kata Gibran.
Sementara soal kasus perusakan makam, Gibran proses hukum tetap berlanjut meski pihak sekolah dan ahli waris sudah bertemu.
Pihak sekolah sudah menyanggupi untuk memperbaiki semua makam yang dirusak siswanya.
Sementafa proses hukum, Gibran mengatakan telah menyerahkan ke polisi.
"Anak-anak yang kemarin itu akan kami bina dan harus diluruskan mindset-nya," katanya.
Gibran pun mengatakan jika kebanyakan siswa yang terlibat adalah orang luar, meski tidak menyebut nama daerah yang dimaksud.
"Siswanya banyak yang luar kota sebenarnya," terang dia.
Sementara itu, polisi masih menyelidiki kasus perusakan belasan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cemoro Kembar Kampung Kenteng, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.***
S:Pikiran Rakyat