INDONESIAKININEWS.COM - Inilah awal mula terbongkarnya kolega Prabowo Subianto di Partai Gerindra disebut terlibat dalam pengadaan alat uta...
INDONESIAKININEWS.COM - Inilah awal mula terbongkarnya kolega Prabowo Subianto di Partai Gerindra disebut terlibat dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) sebesar Rp 1,7 kuadriliun.
Adapun kolega Prabowo yang akan menjadi rekanan tersebut Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam pengadaan alutsista tersebut bernaung di PT Teknologi Militer Indonesia (TMI).
Prabowo sekaligus Ketua Partai Gerindra itu kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) di bawah kepemimpian Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, pihak PT TMI sendiri mengaku hingga saat ini belum mendapat kontrak apapun dari Kemenhan terkait pengadaan alutsista TNI.
Bagaimana terbongkarnya kolega Prabowo disebut terlibat dalam pengadaan alutsista TNI? Rupanya, terungkap lewat identitas perusahaan yang menjadi rekanan Kemenhan.
Lockheed Martin/Jerusalem Post Jet tempur siluman baru Israel, F-35, buatan Lockheed Martin, AS, dalam terbang uji coba.
Lockheed Martin/Jerusalem Post Jet tempur siluman baru Israel, F-35, buatan Lockheed Martin, AS, dalam terbang uji coba. (Kolase Foto: Dok/Kompas.com)
Perusahaan itu adalah PT TMI. Tiga dari komisaris PT TMI merupakan kader Partai Gerindra, bahkan Direktur PT TMI teman seangkatan Prabowo di Akademi Militer (Akmil).
Berdasarkan salinan akta perusahaan yang diterima Kompas.com (grup SURYA.co.id), PT TMI didirikan sebagai perusahaan swasta nasional pada 14 Agustus 2020.
Perusahaan ini berstatus perseroan tertutup.
Berdasarkan salinan akta tersebut disebutkan terdapat tiga direktur dan seorang komisaris PT TMI dengan status tidak memiliki saham.
Mereka adalah Prasetyo Hadi (komisaris), Satrio Dimas Aditya, Tony Setya Boedi Hoesodo, dan Wicaksono Aji.
Sedangkan pengurus dan pemilik saham adalah Glenny H Kairupan sebagai komisaris utama, Harsusanto sebagai direktur utama, Judi Magio Yusuf sebagai komisaris, Mundasir sebagai direktur, dan Nugroho Widyotomo sebagai komisaris.
Dikutip dari Kompas.id (grup SURYA.co.id), Glenny dan Magio adalah teman seangkatan Prabowo di Akademi Militer yang juga aktif di Partai Gerindra, Harsusanto adalah mantan pimpinan PT PAL, sedangkan Nugroho adalah lulusan Akmil 1983 dan Mundasir lulusan Akmil 1988.
Dalam akta tersebut juga disebutkan, berdirinya industri ini bertujuan sebagai industri pengolahan, industri pesawat terbang dan perlengkapannya, reparasi pemasangan mesin dan peralatan hingga reparasi produk logam pabrikasi, mesin, dan peralatan.
Kemudian instalasi sistem kelistrikan, air (pipa) dan instalasi konstruksi lainnya, komunikasi jaringan irigasi, komunikasi dan limbah, hingga kontruksi telekomunikasi navigasi udara.
Corporate Secretary PT TMI, Wicaksono Aji menjelaskan PT TMI dibentuk oleh Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan.
Dulunya adalah Yayasan Kesejahterahaan Pendidikan dan Perumahan di bawah Kemenhan.
PT TMI, kata dia, adalah wadah dari para ahli alutsista berteknologi canggih, ahli elektronika, dan teknokrat anak bangsa yang mempelajari dan alih teknologi (ToT) dalam proses pencarian alutsista terbaik.
"Peran PT TMI adalah menganalisa dan memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, baik itu pemerintah, pendidikan ataupun swasta dalam hal ToT," kata Aji.
Nama PT TMI belakangan ini menjadi sorotan seiring mencuatnya dokumen Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024.
Dalam dokumen Raperpres tersebut disebutkan rencana modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) membutuhkan dana Rp 1.760 triliun dan bisa menggunakan skema utang asing
Belakangan, Kemenhan membantah jumlah angka tersebut dan mengklaim tidak akan membebani keuangan negara.
Belum ada kontrak
Pihak PT TMI menyatakan belum mendapat kontrak apapun dari Kemenhan soal pengadaan alutsista TNI.
"PT TMI tidak ditugaskan untuk pembelian atau pengadaan oleh Kementerian Pertahanan," kata Corporate Secretary PT TMI, Wicaksono Aji dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (2/6/2021).
Visi PT TMI adalah mewujudkan transfer of technology (ToT) yang berbobot, yang benar-benar berkualitas dari segi teknologi dan teknis.
Ia juga mengklaim PT TMI diisi para ahli setelah dilibatkan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam memodernisasi alutsista.
"PT TMI adalah wadah dari para ahli-ahli alutista berteknologi canggih, ahli elektronika, dan teknokrat anak bangsa yang mempelajari dan alih teknologi (ToT) dalam proses pencarian alutsista terbaik," katanya.
Menurutnya, kehadiran PT TMI adalah untuk menjawab permasalahan ToT yang selama ini belum maksimal.
"Yang kerap kali disebabkan oleh beberapa prinsipal yang belum penuh dalam memberikan teknologinya kepada Indonesia," imbuh dia.
Sejauh ini, ia melanjutkan, peran PT TMI hanya menganalisa dan memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Baik itu pemerintah, pendidikan, maupun swasta dalam hal transfer teknologi (ToT).
Petinggi Partai Gerindra memberi tanggapan
Menanggapi pemberitaan tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pun membenarkan bahwa tiga dari empat orang komisaris PT TMI merupakan kader Partai Gerindra.
Sementara itu, satu orang di antaranya yaitu Prasetyo Hadi sudah mengundurkan diri sejak dilakukan penggantian antar waktu (PAW) anggota DPR pada 6 bulan yang lalu.
"Pertama saya konfirmasi yang namanya Prasetyo Hadi sudah mengundurkan diri sejak PAW jadi anggota DPR, mengundurkan diri sejak 6 bulan lalu," kata Dasco saat dihubungi Kompas.com (grup SURYA.co.id), Rabu (2/6/2021).
Untuk ketiga orang lainnya yaitu Glenny Kairupan, Yudi Magio Yusuf, dan Angga Raka Prabowo masih merupakan kader Gerindra.
Menurut dia, tiga kader Gerindra dan satu mantan kader itu merupakan komisaris PT TMI.
Dasco juga menegaskan PT TMI berada di bawah yayasan Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang artinya bersifat swasta.
"PT TMI itu berada di bawah yayasan Kemhan. Dan artinya bukan kepunyaan Kemhan secara langsung. Karena yayasan, itu sifatnya sudah swasta," ujarnya.
Oleh karena sifat PT TMI yang merupakan perusahaan swasta, lanjut Dasco, maka wajar apabila berisi kader-kader Gerindra.
"Maka tidak ada salahnya kemudian ada Pak Glenny, ada Pak Yudi dan Pak Angga Raka yang memang masih pengurus Gerindra," tambah dia. (Kompas.com)