INDONESIAKININEWS.COM - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, mengomentari soal munculnya dukungan terhadap Israel dari sejumlah masyarakat ...
INDONESIAKININEWS.COM - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, mengomentari soal munculnya dukungan terhadap Israel dari sejumlah masyarakat Indonesia.
Dalam keterangan tertulis, ia menyebutkan bahwa di Indonesia ada orang yang membela Israel padahal secara terang-terangan melakukan serangan brutal terhadap Palestina.
"Kalau di sini ada org yg membela Israel yg terang2an brutal dan biadab thd bangsa Palestina," ujar Fadli Zon, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Menurut anggota DPR RI itu, orang-orang yang membela Israel ini perlu dipertanyakan soal pemahamannya terhadap Pancasila dan UUD 1945.
"Maka org tersebut patut diragukan berpaham Pancasila dan menghormati UUD 1945," kata Fadli Zon menambahkan.
Cuitan Fadli Zon. Tangkap layar Twitter @fadlizon
Terbelahnya pendapat masyarakat Indonesia menjadi dua pihak, yakni yang pro Israel dan pro Palestina, diakibatkan memanasnya konflik antara kedua negara tersebut.
Untuk diketahui, ketegangan antara Israel dan Palestina kian meningkat usai keduanya saling membalas serangan.
Halaman:
Editor: Annisa.Fauziah
Kabar terbaru menyebutkan, militer Israel kembali meluncurkan serangan dengan mengebom jalan utama, kamp keamanan dan saluran listrik di Jalur Gaza.
Serangan ini dilakukan pada Minggu, 16 Mei 2021 waktu setempat, usai Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan apapun untuk memulihkan ketertiban dan ketenangan.
"Kami akan melakukan apapun untuk memulihkan ketertiban dan ketenangan. Ini akan memakan waktu," ujar Benjamin Netanyahu.
Terhitung sudah tujuh hari berturut-turut Israel melakukan serangan terhadap Palestina, dan telah menewaskan sebanyak 197 warga sipil Palestina, termasuk di antaranya 58 orang anak-anak.
Tak hanya itu, sebanyak 1235 warga Palestina mengalami luka-luka dan 40.000 orang lainnya dipaksa meninggalkan rumah mereka di Gaza akibat dari serangan brutal Israel.
Sementara itu, terkait kemungkinan gencatan senjata seperti yang sudah diupayakan oleh perwakilan Amerika Serikat, Qatar, Mesir, dan sejumlah negara lainnya, belum ada kesepakatan yang terpenuhi antara Palestina dan Israel.
Disampaikan oleh Wakil Pemimpin Hamas, Moussa Abu Marzouk, pihaknya akan menyetujui gencatan senjata dengan syarat yang Palestina berikan.
"Jika harus ada gencatan senjata, maka itu harus memenuhi persyaratan dari kami, bukan dari Israel," tuturnya.
Tak hanya itu, ia pun menegaskan bahwa Hamas tidak akan berhenti selama Israel juga tidak berhenti melakukan serangan-serangan kepada Palestina.***
S:PikiranRakyat