INDONESIAKININEWS.COM - Aparat gabungan TNI Polri dikabarkan melancarkan serangan udara ke wilayah pertahanan Kelompok Kriminal Bersenjata ...
INDONESIAKININEWS.COM - Aparat gabungan TNI Polri dikabarkan melancarkan serangan udara ke wilayah pertahanan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua.
Serangan udara menggunakan helikopter dilancarkan untuk memburu para teroris Papua yang menembak mati Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua Brigjen Putu Danny Nugraha Karya.
Serangan TNI Polri membuat KKB terdesak. Sebanyak 9 KKB Papua dikabarkan tewas tertembak. Puluhan lainnya lari kocar-kacir.
Mereka tertembak di markas KKB di Olenski, Kampung Maki, Kabupaten Puncak, Papua pada Selasa (27/4).
Kasatgas Humas Nemangkawi, Kombes Pol M Iqbal Alqudussy mengatakan, kontak senjata terjadi saat aparat bagungan TNI dan Polri melakukan pengejaran kepada KKB yang melakukan aksi teror di Beoga.
Aparat gabungan langsung melakukan penyerbuan setelah mengetahui lokasi KKB di Olenski.
“Korban KKB 9 orang dan ada di pihak Polri 3 orang, Bharada I Komang Wira Natha meninggal, Bripka Mamat Saifudin luka tembak dan Ipda Anton juga tembak,” ujar Iqbal.
4 Kampung Mengungsi
Serangan udara membuat masyarakat di empat kampung di Kabupaten Puncak mengungsi akibat.
Salah satu tokoh agama yang enggan menyebutkan namanya kepada Cenderawasih Pos (jaringan Pojoksatu.id), melalui sambungan telepon selulernya mengatakan Kabupaten Puncak Distrik Gome Masyarakat Kampung Hupaga mengungsi karena ada serangan dari udara.
“Ada dua helikopter dan dari darat tim gabungan TNI Polri, mereka mengeluarkan tembakan dari darat, dari udara ke arah rumah warga,” katanya Rabu, (27/4).
Menurutnya, aparat gabungan TNI – Polri dan TPNPB seharusnya melakukan kontak tembak di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.
“Mereka baku tembak seharusnya di daerah muara bukan di dekat pemukiman warga,” katanya.
Ia mengaku belum ada informasi dari TNI Polri bahwa akan ada penyerangan sehingga warga kaget dan langsung mengungsi di wilayah kota.
“Kami masyarakat tidak diinfokan untuk mengungsi dulu tapi langsung ada serangan, sampai sekarang ini kami bersyukur tidak ada musibah luka atau korban,” katanya.
“Mereka tembak dari udara itu jam 10 dan darat TNI Polri gabungan itu jam 10:00 sampai pukul tiga sore,” latanya.
Pihaknya meminta Presiden agar menarik pasukan karena masyarakat di wilayah itu mau kembali ke kebun beraktifitas seperti biasa.
“Kami minta itu TNI dan TPNPB harus tentukan di bagian tempat perang di lokasi muara jangan ke tempat tinggal masyarakat,” pintanya.
Dijelaskan, yang mengungsi merupakan warga dari empat kampung yang jumlahnya sekitar 600 jiwa. Mereka mengungsi ke kampung tetangga yang lebih aman.
“Kami tidak bisa kembali. Kami ingin minta bantuan pemerintah tapi saat ini pemerintah tidak senang dan mereka setuju perang,” ucapnya.
“Jadi kami mau bilang pemerintah juga berat, jadi kami tinggal di kota. Warga Kampung yang mengungsi di Tanah Merah, Kampung Mingiboma, kampung, Misimaga, Tigolobak, dua kampung Mupaga, dan Kelanume,” katanya.
Ia meminta agar masyarakat yang mengungsi mendapat perhatian dari pemerintah. (oel/cepos)
Sumber: www.pojoksatu.id