INDONESIAKININEWS.COM - Kapolres Kepulauan Yapen, Papua, AKBP Ferdyan menceritakan pengalamannya membujuk pimpinan KKB (kelompok kriminal b...
INDONESIAKININEWS.COM - Kapolres Kepulauan Yapen, Papua, AKBP Ferdyan menceritakan pengalamannya membujuk pimpinan KKB (kelompok kriminal bersenjata) Distrik Kosiwo, Noak Orerai untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
AKBP Ferdyan berhasil mengajak Noak agar keluar dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang kini dicap sebagai organisasi separatis dan teroris.
Diceritakan AKBP Ferdyan, awalnya dia melakukan pendekatan kepada istri dan kakak Noak.
Setelah bekali-kali ditolak, pada akhirnya istri Noak luluh.
Pintu komunikasi un terbuka. Bahkan AKBP Ferdyan bisa juga berkomunikasi dengan Kakak kandung Noak.
“Memang dalam jalur damai ini, kepercayaan itu tetap masih rapuh. Saya perlu menghitung-hitung, begitu juga Noak,” ujar AKBP Ferdyan.
AKBP Ferdyan akhirnya berkomunikasi menggunakan sambungan telepon dengan Noak. Ia menggunakan handphone kakak kandung Noak.
Dalam sambungan telepon itu, Noak ingin mendengar secara langsung dari Ferdyan soal menghapus catatan kriminalnya.
”Ya, saya akan hapus catatan kriminalmu,” tuturnya pada Noak.
Noak Orerai Jadi Adik Angkat AKBP Ferdyan
Setelah komunikasi lewat HP, akhirnya Kapolres AKBP Ferdyan bisa bertemu langsung dengan Noak, pimpinan KKB yang menggantikan Rudi Orarei, yang tewas dalam baku tembak dengan kepolisian beberapa tahun sebelumnya.
Lokasi dan waktu pertemuan ditentukan langsung Noak. Dan dialog perdamaian pun terjadi pada Selasa (16/3/2021) pukul 21.30 WIT.
Melalui sambungan telepon, Ferdyan diberitahukan lokasi pertemuannya.
Ferdyan dan Noak akhirnya bertemu di sebuah warung yang terletak di perbatasan Kepulauan Yapen.
“Saat tiba di warung itu, sudah ada istri dan kakak Noak, serta beberapa orang lainnya. Kedatangan istri dan kakaknya ini yang membuat saya yakin bahwa ini bukan jebakan,” tuturnya.
Noak pun meminta penjelasan dari Ferdyan soal janji-janjinya untuk membantunya kembali ke NKRI.
”Saat itu saya janjikan hapus catatan kriminalnya dan mengangkatnya sebagai adik,” paparnya.
Dengan mengangkatnya sebagai adik, AKBP Ferdyan memiliki tanggungjawab untuk ikut mensejahterakan keluarga Noak. Mencarikan pekerjaan hingga memberikan perhatian.
”Saya sudah berniat, menjadikan Noak adik angkat,” jelasnya.
Sebelum mengambil keputusan, Noak terlihat berunding dengan istri dan kakaknya. Hamper 30 menit mereka berbicara menggunakan bahasa Yapen.
”Akhirnya, Noak bicara akan ke Polres Yapen besok,” jelasnya.
Tak disangka, 17 Maret 2021 juga menjadi hari bersejarah. Noak menyerahkan diri ke Polres Kepulauan Yapen.
Saat menyerahkan diri, Noak membawa dua pucuk senjata api rakitan dengan 15 butir amunisi.
Dalam prosesi penyerahan diri itu, Noak bersedia mencium bendera merah putih. Sebuah keberhasilan yang membanggakan.
Ferdyan menyatakan dirinya sangat lega karena berhasil membujuk salah satu pimpinan KKB kembali ke pangkuan ibu pertiwi. (jawapos)
S:Pojoksatu