INDONESIAKININEWS.COM - Eks Menteri KKP Edhy Prabowo didakwa menerima suap senilai Rp 24,6 miliar dan 77 ribu dolar AS. Suap itu terkait iz...
INDONESIAKININEWS.COM - Eks Menteri KKP Edhy Prabowo didakwa menerima suap senilai Rp 24,6 miliar dan 77 ribu dolar AS.
Suap itu terkait izin ekspor benih bening lobster (BBL) di Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2020.
Mesti begitu, Edhy Prabowo tetap bersikukuh mengaku tidak bersalah setelah didakwa menerima suap.
Diberitakan Gridhot, uang suap itu diduga mengalir ke sejumlah pihak, termasuk 3 sekretaris pribadinya.
Mereka adalah Anggia Tesalonika Kloer, Putri Elok Sekar Sari dan Fidya Yusri yang mendapatkan apartemen hingga mobil mewah.
Total uang yang dikeluarkan Edhy untuk memanjakan sekretaris pribadi wanitanya sebesar Rp 564 juta.
Tentu kita bertanya-tanya, bagaimana awal mula 3 wanita cantik itu menjadi sekretaris pribadi Edy Prabowo.
Semua itu akhirnya terbongkar saat ketiganya dihadirkan sebagai saksi di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Ketiganya buka-bukaan soal awal mula mereka jadi sekretaris pribadi orang kepercayaan Prabowo Subianto itu.
Mengutip dari Suar.id, Anggia mengaku menjadi sekretaris pribadi Edhy Prabowo pada 28 Juni 2020.
Artinya sudah masa pandemi Covid-19.
Ia mengaku mengetahui Edhy sedang mencari sekretaris pribadi dari kakaknya yang merupakan kader Partai Gerindra.
"Dia usulkan agar saya coba kirim CV ke Bu Putri Tjatur selaku staf khusus Bapak," ujar Anggia di Pengadilan Tipikor, Selasa (18/5/2021) kemarin.
Dalam persidangan, Anggia didatangkan ke Pengadilan Tipikor untuk menjadi saksi lima terdakwa sekaligus.
Sekretaris Pribadi eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Anggia Tesalonika Kloer
Mereka adalah Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi dan Safri (staf khusus Edhy), Amiril Mukminin (sekretaris pribadi Edhy), Ainul Faqih (sespri Iis) dan Siswadhi Pranoto Loe (pemilik PT Aero Cipta Kargo).
Masih menurut Anggia, setelah mengirimkan CV, dia disuruh datang ke Jakarta untuk wawancara dengan Safri.
"Kemudian masuk kerja mulai 28 Juni dan saya keluar 6 Juli 2020," tambahnya lagi.
Sama seperti Anggia, Putri Elok juga mulai bekerja sebagai sekretaris pribadi Edhy pada 28 Juni 2020.
Berbeda dengan Anggia, Putri Elok mengaku sudah bekerja dengan Edhy Prabowo sejak 2014 - 2019.
Ketika itu dia menjadi staf Edhy Prabowo saat bertugas sebagai anggota DPR RI.
"Tapi saat Pak Edhy jadi menteri saya tidak ikut. Barulah pada awal Januari, Pak Edhy minta saya bergabung membantu di kementerian menjadi sekretaris karena saat itu baru ada Mas Amiril dan Lukman." ujar Putri.
Putri Elok sendiri mengaku awalnya enggan bekerja sebagai sekretaris pribadi Edhy di KKP.
Alasannya, jam kerja yang tak menentu. Selain itu, rumahnya juga jauh dari lokasi KKP.
Alasan lainnya, Putri Elok ketika itu masih belum menyelesaikan tesisnya.
Soal tempat tinggal, Putri Elok mengaku akan dicarikan oleh Amiril.
"Saya belum kepikiran akan dicarikan apartemen dan saat setelah lebaran ketemu Bapak," ujar Putri Elok.
"Bapak bilang akan diatur, hanya saya tidak tanya lagi jadi akhirnya pada 28 Juni saya mulai masuk ke kementerian."
Ketika dia masuk sudah ada Amiril, Lukman, dan Fidya yang menjadi sekretaris pribadi Edhy Prabowo.
Lalu bagaimana dengan Fidya?
Fidya sudah menjadi sekretaris pribadi Edhy Prabowo sejak 10 Februari 2020.
"Saya kenal Pak Edhy dari SMP karena beliau atasan ayah saya di Partai Gerindra," ujar Fidya.
"Akhir 2020, ada pertemuan kantor DPD Gerindra di Palembang lalu bertemu Pak Edhy dan Ibu Iis dan saya ditanya apa sudah selesai kuliah dan siap bekerja karena lumayan untuk cari pengalaman."
Mendapat tawaran menggiurkan seperti itu, Fidya lalu mengiyakan.
Pada 4 Februari 2020, dia menjalani tes wawancara di Jakarta bersama Safri, tapi masih belum tahu akan dijadikan sekretaris pribadi.
"Partner saya saat itu adalah Mas Lukman dan Mbak Putri Tjatur di ruang sekretariat. Baru beberapa minggu kemudian bertemu Amiril walau awalnya belum tahu dia juga sespri," ujar Fidya.
Begitulah ketiganya kenal dan menjadi asisten pribadi Edhy Prabowo.
S:Gridhot