INDONESIAKININEWS.COM - Simak profil dan biodata Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa yang menunjukkan sikap mengejutkan setelah KKB Papua dinyatak...
INDONESIAKININEWS.COM - Simak profil dan biodata Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa yang menunjukkan sikap mengejutkan setelah KKB Papua dinyatakan sebagai organisasi teroris.
Sosok Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa baru-baru ini jadi sorotan karena sikapnya terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Meski KKB Papua dicap sebagai teroris, mantan Danjen Kopassus itu masih mengutamakan langka-langkah persuasif untuk membujuk mereka kembali ke NKRI.
Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa juga menyebut para KKB Papua itu sebenarnya adalah saudara.
Melansir dari Wikipedia, I Nyoman Cantiasa lahir di Bubunan, Seririt, Buleleng, Bali, pada tanggal 26 Juni 1967.
Pendam XVIII Kasuari dan Tribunnews)
Ia merupakan lulusan terbaik Akmil tahun 1990 dan berpengalaman dalam Infanteri ( Kopassus).
I Nyoman Cantiasa memang memiliki rekam jejak pertempuran yang cukup panjang
Sebelum menduduki kursi Danjen Kopassus sejak 25 Januari 2019, I Nyoman Cantiasa banyak menorehkan jejak pertempurannya bersama pasukan anti teror Sat Gultor 81
Dilansir dari laman resmi Kopassus, I Nyoman Cantiasa disebut sempat menjabat menjadi komandan Sat-81 Kopassus (Gultor).
Tak berhenti di situ, I Nyoman Cantiasa bahkan menjadi komandan di Batalyon 811 atau Aksi Khusus (Aksus).
Setelah itu, I Nyoman Cantiasa pernah pula menduduki kursi komandan Pusdikpassus.
Selama bergelut di dunia militer, ia sudah lihai dalam pertempuran.
I Nyoman Cantiasa bahkan sudah pernah menjalankan operasi militer di sejumlah wilayah di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua
Selain itu, ia pun pernah ikut pertempuran di wilayah konflik Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste.
Tak hanya ahli berperang, I Nyoman Cantiasa pun ahli dalam sejumlah bidang khusu
Pria kelahiran Buleleng pada 26 Juni 1967 ini lulus pendidikan pendidikan pengembangan spesialis, dalam bidang Penanggulangan Teror (Gultor) dan Suspa Intel Analis.
Keahlian itu membuat I Nyoman Cantiasa pernah lama bergelut di Satuan Gultor.
Keahlian itupun terpakai saat I Nyoman Cantiasa menjadi Dantim Intel Grup 3 Sandhi Yudha di Kopassus
Ada pula keahlian khusus lain yang sudah teruji, yakni free fall atau terjun payung.
Berbagai keahlian yang dimiliki ayah dari dua anak ini mencetak banyak pengalaman dalam berbagai tugas.
Selain di tanah air, I Nyoman Cantiasa berkeliling ke sejumlah negara untuk bertugas.
Mulai dari Australia, Kamboja, Korea Selatan, Perancis, hingga Jerman.
Ia adalah lulusan terbaik dari angkatannya di Akademi Militer 1990.
Hingga kini, I Nyoman Cantiasa pun banyak menyabet penghargaan.
Satu di antaranya yang terbaru, pasukan elite Kopassus yang dipimpinnya mencatat rekor mengibarkan bendera merah putih raksasa.
Penghargaan itu diterima I Nyoman Cantiasa dari Rekor MURI.
Riwayat Pendidikan:
- Akademi Militer (1990)
- Sesarcab Inf
- Komando
- Suslapa I
- Suslapa II
- Free Fall
- Penanggulangan Teror (Gultor)
- Suspa Intel Analis
- Seskoad (2004)
- Sesko TNI (2014)
- Lemhannas
Riwayat Jabatan:
1. Letnan Dua s/d Kapten
- Danton Yonif Linud 328 Dirgahayu/Kostrad
- Danki Yonif Linud 328 Dirgahayu/Kostrad
- Dan Unit Den 81 Gultor / Kopassus
- Dansubtim 2 Den 81 Gultor / Kopassus
- Dantim Den 81 Gultor / Kopassus
- Dantim Intel Grup 3 Sandhi Yudha / Kopassus
2. Mayor
- Danseko Pusdikpassus
- Dansepara Pusdikpassus
- Letnan Kolonel
- Pabandya Ops Makopassus
- Danyon 811/Sat-81/Kopassus
- Dandenma Kopassus
- Waasintel Danjen Kopassus
- Wadansat-81/Kopassus (2010)
3. Kolonel
- Dansat 81/Kopassus (2010)
- Danpusdikpassus[3] (2012)
- Pamen Ahli Bid. Taktik Khusus Gultor Danjen Kopassus (2013)
- Pamen Denma Mabesad (Dik Sesko TNI)[4] (2014)
- Danmentar Akmil (2015)[5]
- Danrem 163/Wirasatya (2015)
4. Brigadir Jenderal
- Danrem 173/Praja Vira Braja[6] (2017)
- Kasdam XVII/Cenderawasih[7] (2017)
5. Mayor Jenderal
- Pa Sahli Tk. III Bid. Polkamnas Panglima TNI (2018)
- Danjen Kopassus (2019)
- Pangdam XVIII/Kasuari (2020).
Beri sikap mengejutkan
Diketahui, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menunjukkan sikap yang mengejutkan baru-baru ini.
Alih-alih memburu para anggota KKB Papua yang telah dicap sebagai teroris, Pangdam XVIII/Kasuari itu malah membuka komunikasi dengan tokoh-tokoh di Papua Barat.
Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa juga menyebut para KKB Papua itu sebenarnya adalah saudara, sehingga harus diajak untuk kembali ke NKRI melalu langkah-langkah persuasif.
Melalui komunikasi tersebut, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa meminta para tokoh masyarakat di Papua Barat untuk mengajak anggota KKB Papua kembali ke NKRI.
"Mereka (kelompok separatis) adalah warga negara Indonesia dan mereka sesungguhnya saudara.
Sekarang, bagaimana kita harus segera mengajak mereka dan melakukan langkah-langkah persuasif kepada mereka.
Ini khususnya ditujukan kepada putra-putra daerah, karena kalau (ajakan, Red) itu tidak dilakukan, maka permasalahan tidak akan selesai," ujar Nyoman Cantiasa, Sabtu (1/5/2021), dilansir dari Antara.
Nyoman Cantiasa juga mengatakan bahwa seluruh kelompok masyarakat harus mewaspadai adanya ancaman paham radikal dan separatis yang kerap menyasar generasi muda.
Terkait itu, ia berpendapat tokoh-tokoh masyarakat memiliki peran penting mencegah paham-paham tersebut disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Dalam menghadapi ancaman-ancaman radikal ini, mari kita terus dan harus waspada terhadap infiltrasi dan kaderisasi radikalisme, yang masih banyak masuk ke anak-anak, kalangan generasi muda, kampus atau mahasiswa, juga ke keluarga kita," tutur Pangdam XVIII Kasuari saat menyampaikan pesan ke tokoh-tokoh masyarakat di Papua Barat.
Nyoman Cantiasa juga meminta kepada tokoh masyarakat di Papua Barat untuk senantiasa mengingatkan orang-orang di sekitarnya agar tidak terpengaruh ajaran radikalisme dan separatisme.
"Mari kita jaga keluarga, anak-anak, kampus, institusi, dan yang lainnya, kemudian mari kita saling mengingatkan saudara-saudara kita agar jangan terpengaruh dengan radikalisme, terorisme, dan separatisme. Membangun Papua Barat ini harus dengan hati," ucap dia menambahkan.
Menurut Pangdam, pembangunan di Papua Barat akan cepat terwujud jika ada perdamaian, kerukunan, dan persatuan seluruh kelompok masyarakat.
"Mari kita terus tanamkan rasa nasionalisme, nilai-nilai Pancasila. Kita punya Bhineka Tunggal Ika.
Kita adalah anak-anak Indonesia. Mari kita perkaya wawasan keagamaan kita dengan cara mencari sumber-sumber atau tokoh-tokoh yang memiliki pandangan yang moderat dan damai," kata dia.
S: Surya.co.id