INDONESIAKININEWS.COM - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menanggapi pernyataan Abdullah Hehamahua yang meng...
INDONESIAKININEWS.COM - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menanggapi pernyataan Abdullah Hehamahua yang mengibaratkan Presiden Jokowi Firaun.
Guntur Romli meminta Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Laskar FPI itu tidak takabur dan sombong.
“Jangan takabur, sombong, sudah merasa seperti nabi, dengan menuding lawannya seperti Firaun,” kata Guntur Romli, dikutip dari akun Twitter pribadinya, @GunRomli, Rabu (14/4).
Guntur menyindir Abdullah yang seolah-olah memposisikan dirinya seperti Nabi Musa mendatangi Firaun.
Guntur menyatakan, Abdullah tidak bisa disamakan seperti Musa, karena Musa adalah seorang nabi, sedangkan Abdullah adalah pimpinan partai.
Guntur curiga Abdullah melakukan politisasi agama untuk kepentingan partai.
“Musa alaihissalam adalah nabi dan rasul, bukan ketua partai. Politisasi agama dipake hanya untuk kepentingan partai saja ini,” tandas Guntur.
Diketahui, Abdullah Hehamahua terpilih sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi yang dideklarasikan pada 2020 lalu.
Sebelumnya, mantan penasihat KPK itu menceritakan saat Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Laskar FPI menemui Presiden Jokowi di Istana Negara beberapa waktu lalu.
Abdullah yang juga Ketua TP3 Laskar FPI mengatakan, pihaknya mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi berkanaan dengan peristiwa pembunuhan 6 laskar FPI.
Akan tetapi, surat itu baru dibalas setelah satu bulan kemudian oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Surat itu disusul telepon dari Istana kepada Sekretaris TP3.
“Bahwa Istana siap menerima besok datang jam 9. Sepuluh orang harus tes antigen dulu,” ungkap Abdulla saat dalam video yang diunggah kanal YouTube Ustadz Demokrasi, Selasa (13/4/2021).
Abdulla menyebut TP3 sepakat memaknai pertemuan itu seperti pertemuan antara Nabi Musa dengan Firaun.
“Kita (TP3) sepakat, kita datang sepeti Musa datang ke Firaun,” ucap Abdullah.
Akan tetapi, Abdullah buru-buru menjelaskan bahwa bukan berarti pihaknya menganggap bahwa Jokowi adalah Firaun.
“Tapi kita menempatkan posisi dia adalah penguasa seperti saat Firaun menjadi penguasa. Dan kami seperti Musa yang memperjuangkan kepentingan rakyat dan menegakkan kebenaran,” tandas Abdullah Hehamahua. (one/ruh/pojoksatu)