INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media Denny Siregar berkomentar terkait Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang pengelolaannya diambil alih n...
INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media Denny Siregar berkomentar terkait Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang pengelolaannya diambil alih negara dari Yayasan Harapan Kita.
Denny Siregar juga membandingkan TMII di era Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Berikut selengkapnya!
TMII selama 44 tahun dikelola Yayasan Harapan Kita yang merupakan yayasan milik keluarga Soeharto atau Keluarga Cendana.
Saat ini Yayasan Harapan Kita dibina oleh Soehardjo, Bambang Trihatmodjo (anak ketiga Soeharto, dan Rusmono.
Adapun Ketua Umumnya yaitu Siti Hardiyanti Indra Rukmana (anak pertama Soeharto).
Sementara Sigit Harjojudanto (Anak kedua Soeharto) menjabat sebagai ketua.
Setelah 44 tahun dikelola Yayasan Harapan Kita, pengelolaan TMII akhirnya diambil alih negara melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).
Yayasan Harapan Kita disebut tidak pernah menyetor pendapatan TMII kepada kas negara.
Denny Siregar pun memuji langkah yang diambil Presiden Jokowi.
Pasalnya kata dia, TMII dibangun menggunakan uang negara dan di tanah negara, tapi malah keuntungannya selama ini masuk ke kantong pribadi.
"Masalah ini tidak pernah ada yang mengusik, siapapun Presidennya.
Jangan tanya SBY, dia lagi asik dengan banyak proyek lainnya. Ibaratnya, sesama bus kota dilarang saling menyenggol.
Baru dimasa Jokowi lah, masalah aset2 negara yang dikuasai swasta ini di inventarisasi, kemudian dikembalikan ke negara lagi termasuk pengelolaannya.
Sesudah 44 tahun yayasan Harapan Kita yang mengelola TMII, yang mulai dari Pembina sampe anggotanya itu adalah keluarga Cendana, diusir oleh negara," tulis Denny Siregar di laman Facebook-nya, Rabu (7/4/2021) seperti dilansir Tribun-timur.com.
Berikut tulisan Denny Siregar selengkapnya:
"TAMAN MINI CENDANA INDAH..
Tahun 1970, sesudah pulang berlibur dari Disneyland di Amerika, bu Tien Soeharto punya ide "brilian". "Bagaimana kalau kita bikin model yang sama di Indonesia ?" Katanya.
Gak ada yang membantah bu Tien.
Memang siapa yang berani membantah waktu itu ? Bisa hilang dia (emoj).
Dan jaminan diberikan oleh Mendagri waktu itu Amir Machmud, "Percayalah bu Tien, semua aparat daerah akan saya kerahkan.." katanya dengan senyum mengembang.
Dan terwujudlah akhirnya Taman Mini Indonesia Indah di lahan 150 hektar di Jakarta Timur.
Dananya gede banget, sekitar 5 trilyun lah dengan kurs sekarang.
Dan publik marah, "Lha kita diperintah kencangkan ikat pinggang, kok enak sekali Soeharto buang2 uang ?"
Yah, namanya rezim Soeharto, dengan senyum misteriusnya, bilang, "Ah itu hanya perbedaan pendapat saja.." Tapi di lapangan, siapapun yang demo dihajar pake preman.
Lalu dibentuklah yayasan Harapan Kita untuk mengelola TMII itu.
Yayasan itulah yang mengatur keluar masuknya uang yang - konon - tidak pernah disetor ke negara pendapatannya.
Enak memang mereka. Taman Mini dibangun pake uang negara, diatas tanah negara, eh keuntungannya masuk kantong pribadi.
Mana hutang pajaknya miliaran rupiah lagi..
Masalah ini tidak pernah ada yang mengusik, siapapun Presidennya.
Jangan tanya SBY, dia lagi asik dengan banyak proyek lainnya. Ibaratnya, sesama bus kota dilarang saling menyenggol.
Baru dimasa Jokowi lah, masalah aset2 negara yang dikuasai swasta ini di inventarisasi, kemudian dikembalikan ke negara lagi termasuk pengelolaannya.
Sesudah 44 tahun yayasan Harapan Kita yang mengelola TMII, yang mulai dari Pembina sampe anggotanya itu adalah keluarga Cendana, diusir oleh negara.
"Dalam waktu 3 bulan, serahkan TMII ke negara.." kata Mensesneg Pratikno.
Situasi yang pas secara waktu, karena sebuah perusahaan Singapura juga sedang menggugat keluarga Cendana untuk menyerahkan aset di TMII. Entah perusahaan beneran, atau sebuah cara saja mereka kuasai TMII dengan pakai tangan perusahaan asing seolah2 berpekara.
Ada yang ribut ? Ada yang demo ? Gak ada (emoji)
Kenapa ? Karena "kaki tangan" Cendana para pasukan nasi bungkus itu, sudah dipreteli duluan oleh pemerintah, sehingga mereka gak bisa bikin ribut lagi di jalanan.
Cara yang keren, pakde. Sebelum skak sang Raja, sikat dulu benteng, menteri sama kudanya.
Rajanya sekarang terpojok, gak tau mesti harus bagaimana..
Seruput kopinya ?
Denny Siregar,"
Berdasarkan Perpres Nomor 19 Tahun 2021
Pengambilalihan TMII tersebut berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 tentang TMII.
"Presiden telah menerbitkan Perpres Nomor 19 Tahun 2021 tentang TMII." kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dalam konferensi pers virtual pada Rabu (7/5/2021).
"Yang di dalamnya mengatur penguasaan dan pengelolaan TMII dilakukan oleh Kemensetneg," ujarnya.
"Dan berarti berhenti pula pengelolaan yang selama ini dilakukan Yayasan Harapan Kita. Kami akan melakukan penataan sebagaimana yang kami lakukan di GBK dan Kemayoran," Pratikno.
Tentang TMII
Dilansir Tribun-timur.com dari tamanmini.com, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur.
Area seluas kurang lebih 150 hektar[1] atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat 6 derajat 18'6.8''LS, 106 derajat 53'47.2''BT.
Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional.
Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki.
Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia.
Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat.
Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 33 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah.
Disamping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.
TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah".
Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).
Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto.
Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970.
Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia.
Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975.
Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar.
Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya.
S: Tribunnews