INDONESIAKININEWS.COM - Isu politik terkait kudeta Partai Demokrat makin santer terdengar. Akibat dari isu kudeta tersebut, sebanyak tujuh ...
INDONESIAKININEWS.COM - Isu politik terkait kudeta Partai Demokrat makin santer terdengar.
Akibat dari isu kudeta tersebut, sebanyak tujuh kader dipecat secara tidak hormat dari Partai Demokrat.
DPP Partai Demokrat telah memecat Marzuki Alie, Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya.
Nama-nama tersebut diduga menjadi dalang munculnya isu kudeta dalam partai yang diketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut.
Merasa tidak terima, mantan politikus Demokrat Jhoni Allen sampai menggugat Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait pemecatan tersebut ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Isu kudeta dalam rumah tangga Partai Demokrat rupanya merembet pada urusan pendiri partai.
Perihal siapa pendiri Partai Demokrat ini memang tengah jadi polemik.
Pihak-pihak yang menginginkan kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat untuk mengganti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai, SBY bukanlah pendiri.
Tak hanya itu, Jhoni Allen bahkan menyinggung peran SBY yang dianggap melakukan kudeta terhadap Anas Urbaningrum yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Jhoni Allen juga bicara, bahwa SBY tidak ikut berdarah-darah memperjuangkan Partai Demokrat agar lolos Pemilu 2004.
Kini, Demokrat dapat cap sebagai partai dinasti keluarga SBY.
Sejumlah loyalis hingga orang dekat Anas Urbaningrum ikut berkomentar mengenai konflik yang terjadi di Partai Demokrat.
Di antaranya Gede Pasek Suardika, ia turut berkomentar mengenai konflik yang terjadi di tubuh Partai Demokrat.
Bahkan pria yang akrab disapa GPS ini menanggapi isu kudeta dengan guyonan dan menyebut KLB di Partai Demokrat sebagai pusaran angin topan.
"Sebagai Sekjen PPI, mencoba menjaga @anasurbaningrum dari pusaran angin taufan KLB. Saya berkewajiban ikut menjaga narasi & fakta sejarah agar berimbang. Sebab dg kondisi AU tirakat di Sukamiskin tdk bisa langsung merespon. Jd jgn baper & GR jika ada respon dari kami Sahabat AU," tulis Gede Pasek Suardika.
Gede Pasek Suardika juga sempat berkomentar mengenai banyaknya pertanyaan mengenai ucapan Jhoni Allen Marbun.
"Terhadap yg tanya Saya terkait pernyataan Jhoni Allen Marbun, maka Saya harus obyektif.
@SBYudhoyono berperan besar di Demokrat. Itu fakta sejarah.!! Dan fakta sejarah juga mmg ada semacam "kudeta merangkak" kpd @anasurbaningrum dari jabatan Ketumnya. #DahGituAja," kata Gede Pasek Suardika.
Selain itu, Tri Dianto melalui akun twitternya menanggapi video Jhoni Allen yang menyebut bahwa Partai Demokrat kini menjadi partai dinasti.
"Kalau bang jhony udah ngomong baru aku percaya. Baru tau ternyata santunnya itu munafik ya orang itu.selama ini semua di bodohin Wajah dengan air mata bahagia
Cuma dengan uang 100 juta ko bisa ya mengklaim pendiri sampai saat ini.dasar muka badak.maju terus bang jhony.aku doa kan semoga sukses bang Wajah dengan air mata bahagia," tulis Tri Dianto.
Seruan Jhoni Allen mengenai wacana menggulirkan Kongres Luar Biasa (KLB) pun ditanggapi Tri Dianto dengan candaan.
KLB yang berarti Kongres Luar Biasa diganti menjadi Kuliner Luar Biasa.
Tri Dianto juga menjawab pertanyaan netizen mengenai KLB Demokrat
KLB..?
Mikir buat makan sehari hari aja skrg susah.
KLB urusannya orng gedean, org jauh jakarta itu.
Org daerah macam kita ini hnya penonton aja, bs buat hiburan jika seru berantemnya..
"Sekali kali KLB mas kuliner luar biasa," tulis Tri Dianto.
Marzuki Alie Bakal Laporkan Sejumlah Kader Demokrat ke Polisi
Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie bakal melaporkan sejumlah kader Demokrat ke Polisi.
Laporan itu terkait fitnah yang menyebut dirinya terlibat dalam gerakan kudeta Partai Demokrat.
Padahal, Marzuki sama sekali tidak tahu terkait gerakan kudeta tersebut.
"Kalau ke Bareskrim sedang dikumpulkan bukti-bukti oleh pengacara. Terkait ya fitnah, saya tuh tidak tahu apa-apa loh, demi Allah," kata Marzuki saat dihubungi wartawan, Rabu (3/3/2021).
Marzuki mengatakan, yang pertama kali menuduhnya terlibat kudeta adalah Syarief Hasan dan Rachland Nashidik.
Sementara, pihak Demokrat menuding isu itu muncul dari Yus Sudarso.
"Padahal jejak digitalnya itu pertama Syarief, kedua Rachland Nashidik, baru kemudian konpers itu ada Yus Sudarso ngomong," ungkapnya.
Marzuki mengatakan, Yus Sudarso pun tidak menyebut namanya.
Melainkan hanya faksi bukan individu Marzuki yang disebut terlibat.
"Ngomongnya bukan Marzuki Alie, tapi faksi, kalau faksi itu kan bukan saya kan. Jadi jelas kok itu fitnahnya," pungkasnya.
S: Tribunnews