INDONESIAKININEWS.COM - Mantan politikus Partai Demokrat Jhony Allen mengeluarkan pernyataan yang menyinggung Ketua Majelis Tinggi PD Susil...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan politikus Partai Demokrat Jhony Allen mengeluarkan pernyataan yang menyinggung Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia menuding SBY tidak berkeringat dan berdarah dalam membangun partai berlambang bintang Mercy tersebut.
Menanggapi hal tersebut, ahli hukum tata negara Refly Harun angkat bicara. Menurut dia, tudingan tersebut bisa saja benar.
Sebab, saat itu SBY masih menjadi Menko Polhukam di kabinet Presiden Megawati Soekarnoputri. Oleh karena itu, SBY mungkin tidak terlibat dalam aktivitas politik di luar.
“Tetapi, yang tak bisa dimungkiri ialah Demokrat ada untuk SBY dan besar karena SBY,” ujar Refly Harun seperti dikutip dari kanal YouTube-nya pada Selasa, 2 Maret 2021.
Dikatakan Refly, diakui atau tidak, faktor ketokohan memang masih menjadi nilai jual utama partai.
Hal serupa juga terjadi pada PDI-P yang selalu menjual Megawati dan Soekarno, kemudian, Gerindra menjual Prabowo.
“Terbukti dari ketika SBY surut, Demokrat tidak berlanjut menjadi partai yang besar,” katanya.
Peristiwa ini menggambarkan situasi demokrasi di Indonesia.
Pada awalnya, Refly menganggap Partai Demokrat cukup potensial membawa perubahan.
Sebagai pemenang pemilu, PD pernah menggelar konvensi partai. Hasilnya, ialah tokoh muda yang cukup mengagetkan. Orang itu ialah Anas Urbaningrum.
Namun, setelah Anas terkena kasus korupsi, situasi seperti berubah total.
“Mulai hilang ketika SBY hampir pensiun, dia kembali jadi Ketum Demokrat. Ini yang membuatnya jadi tertutup," katanya.
Apalagi, ditambah AHY dengan pengalamanan politik yang minim tiba-tiba langsung di pucuk pimpinan.
"Ini pasti ada yang dilangkahi,” kata Refly Harun.
S:Bentengsumbar