INDONESIAKININEWS.COM - Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diduga korupsi dalam pengadaan alat tes Covid-19....
INDONESIAKININEWS.COM - Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diduga korupsi dalam pengadaan alat tes Covid-19. Laporan investigasi Majalah Tempo bersama Klub Jurnalis Investigasi dan Indonesia Corruption Watch, menemukan masalah dalam pengadaan alat tes Covid-19, Reagen Sansure dari Cina.
Puluhan rumah sakit disebut mengembalikan ratusan ribu alat tes dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan juga menemukan selisih hingga ratusan ribu reagen yang terdistribusi dan tercatat, senilai 40 miliar rupiah sampai Agustus 2020.
Sedangkan ICW menemukan dugaan potensi kerugian negara sekitar 170 miliar rupiah pada pengadaan alat tersebut.
Dalam wawancara dengan tim Tempo pada 14 Maret 2021, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengaku memang mengenal pemilik PT Trimitra Wisesa Abadi, Budiyanto A. Gani, perusahaan yang ditunjuk langsung untuk pengadaan ratusan ribu alat tes Covid-19 itu.
Meski demikian, Doni menegaskan bahwa ia sama sekali tidak ada hubungan bisnis dengan Budiyanto. Menurutnya, kalau memang terpilih untuk pengadaan barang di BNPB, maka itu di luar pengetahuan Doni Monardo.
Doni mengatakan bahwa ia mengenal Budiyanto ketika bertugas di Kodam 16 Pattimura, Ambon. Mereka berteman karena sama-sama tertarik dengan program lingkungan. Ketika Doni pindah tugas ke Jakarta, ia pun mengetahui bahwa Budiyanto juga ikut dalam pengadaan alat kesehatan di TNI Angkatan Darat.
Ia mengklaim proses pengadaan alat tes Covid-19 berlangsung transparan, dengan membentuk tim yang melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Kejaksaan, dan juga Komisi Pemberantasan Korupsi.
Profil Doni Monardo
Doni Monardo memulai kariernya pada tahun 1985, setelah lulus dari Akademi Militer dan mendapat penempatan pertama di Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.
Selama masa penempatannya di Kopassus dari tahun 1986 sampai 1998, Doni pernah bertugas di Timor Timur, Aceh dan juga berbagai daerah lain.
Pria yang gemar olahraga beladiri dan menembak ini, kemudian bertugas di Batalyon Raider Bali, dari tahun 1999 sampai 2001.
Pada 2005, Doni Monardo kembali ditugaskan di Aceh, yang kemudian ditarik ke Jakarta, untuk bergabung dengan Pasukan Pengaman Presiden atau Paspampres.
Selanjutnya, pria yang ahli di bidang Infanteri ini ditugaskan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada satuan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, atau lebih dikenal dengan Kostrad.
Salah satu program yang hingga kini dikenang masyarakat Makassar adalah penghijauan beberapa kawasan tandus di Sulawesi Selatan, termasuk di sekitar Bandara Hasanuddin.
Setelah di Makassar, Doni dipromosikan menjadi Komandan Grup A Paspampres hingga 2010.
Selama bertugas mengawal Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, ia melawat sekurangnya ke 27 negara di dunia.
Karier yang semakin moncer pasca bertugas di Paspampres, Doni Monardo kemudian diberi kepercayaan menjadi Danrem 061 Surya Kencana Bogor. Hanya beberapa bulan kemudian, Doni diberi kepercayaan menjadi Wakil Komandan Jenderal Kopassus.
Salah satu tugas yang kembali melambungkan nama Doni Monardo, adalah ketika ditugaskan Presiden SBY menjadi Wakil Komando Satuan Tugas untuk pembebasan kapal MV Sinar Kudus, yang dibajak oleh perompak di Somalia.
Atas keberhasilan itu pangkat suami dari Santi Ariviani itu dinaikkan satu tingkat, menjadi Brigadir Jenderal.
Pada April 2012, Doni mengikuti pendidikan PPSA 18 di Lembaga Pertahanan Nasional atau Lemhanas. Baru empat bulan di Lemhannas, Doni dipromosikan menjadi Komandan Paspampres.
Kemudian pada Maret 2018, Presiden Jokowi menunjuk Doni yang saat itu menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi, menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
Dan pada awal 2019, Letjen TNI Doni Monardo kembali dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang baru, menggantikan Laksamana Muda Purnawirawan Willem Rampangilei.
s: tagar.id