INDONESIAKININEWS.COM - Moeldoko diduga tidak dalam posisi menawarkan diri untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Bias...
INDONESIAKININEWS.COM - Moeldoko diduga tidak dalam posisi menawarkan diri untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang.
Sebaliknya, insiator KLB sekaligus yang menarik Moeldoko dalam pusaran sengkarut masalah Demokrat adalah orang-orang internal partai itu sendiri.
Hal itu disampaikan pengamat politik dan militer Salim Said dalam video wawancara yang diunggah melalui kanal Youtube Karni Ilyas baru-baru ini.
Mahaguru di Universitas Pertahanan tersebut lalu menyentil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya, cikal bakal kudeta Demokrat tidak lain adalah buah dari aksi SBY di partai berlambang bintang mercy itu sendiri.
Sebab, SBY sejak awal getol mengkritisi nepotisme dan politik dinasti.
Namun pada kenyataannya, SBY sendiri lah yang melalukan nepotisme dan dinasti.
Yakni dengan menjadikan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum.
Sedangkan SBY sendiri kini menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Sementara, putra keduanya Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.
“Nepotisme ini membawa korban. Apa korbannya, orang-orang lama Partai Demokrat tersingkir,” tutur Prof Salim Said.
Gerbong ini selanjutnya berpengaruh pada jajaran kepengurusan partai.
Dimana orang-orang ‘tua’ tidak lagi berada di dalamnya dan terkesan tersingkirkan.
“(Pengurus) Orang-orang muda semua, kan?” ujar Salim.
SBY, sambungnya, diyakini Prof Salim Said tidak mungkin tidak mengetahui tersingkirnya para politikus lama dari Partai Demokrat.
Lebih jauh, Prof Salim menilai kondisi ini menjadi sebab-akibat dan pangkal terjadinya kisruh berujung KLB.
Sebagai politikus senior, kata dia, SBY semestinya pun mengetahui bahwa kebijakan AHY dan para penasihatnya itu akan menuai konsekuensi di kemudian hari.
“Pak SBY semestinya tahu bahwa itu bom waktu. Orang itu sakit hati. Seperti yang terjadi sekarang,” ulasnya.
Hal ini lantas disebutnya membuat para politikus Demokrat menjadi semakin kecewa.
Yang pada akhirnya kemudian menarik pihak luar untuk ditawari menjadi orang nomor satu di Partai Demokrat
Baru-baru ini, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo angkat bicara dengan pengakuannya.
Gatot mengaku ia ditawari posisi Ketua Umum Demokrat. Tapi tawaran itu ditolak Gatot dengan sejumlah alasan.
“Andaikan Pak Moeldoko memang mau (mengincar posisi ketua umum PD, red), bukan dia yang menginisiasi,” tekan Prof Salim.
“Yang menginisiasi orang dalam Partai Demokrat,” katanya.
S: Tribunnews