INDONESIAKININEWS.COM - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun membicarakan sosok berkuasa di belakang Presiden Jokowi di tengah hiruk p...
INDONESIAKININEWS.COM - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun membicarakan sosok berkuasa di belakang Presiden Jokowi di tengah hiruk pikuk perpolitikan di Indonesia.
Cak Nun menjelaskan jika sosok berkuasa ini mempunyai kekuasaan lebih di bandingkan Jokowi, bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Siapa?
Belum menjawab, Cak Nun menjelaskan jika sosok tersebut yang menurutnya memegang peranan penting dalam pengambilan kebijakan dan mengubah konstelasi kebangsaan.
Cak Nun menceritakan sosok berkuasa di belakang Jokowi dalam video di Youtube yang berjudul "Siapa di Belakang Jokowi dan Megawati yang Mengendalikan Mereka?" di saluran Youtube Saeful Zaman, Cak Nun menilai.
Lalu Cak Nun mengatakan sosok itu identitasnya belum diketahui hingga sekarang
“Apakah Presiden Jokowi berkuasa? Tidak. Apakah Megawati berkuasa? Tidak. Apakah anak-anaknya Megawati berkuasa? Semakin tidak.
Terus siapa yang sebenarnya berkuasa? Dia yang berkuasa tidak pernah muncul di media massa,” ujar Cak Nun, dikutip Selasa (16/3/2021).
IP 48. [Tangkapan Layar]
“Jadi mereka membutuhkan ketidakpastian dari pelaku-pelaku di panggung ini, diadu domba sedemikian rupa,” lanjutnya.
Gejolak politik yang terjadi di Tanah Air dipengaruhi oleh jaringan di luar negeri.
“Jadi nanti ada skala global internasional, terus nanti ada tajalinya yang agak regional nasional. Nah, mereka ini pokoknya kalau enggak Yahudi Timur, ya China Barat. Kira-kira seperti itu,” kata Cak Nun.
Bahkan, pria yang dikenal kontroversial itu menilai, kelompok global tersebut menjadi salah satu pihak yang memegang kendali kekuasaan.
“Nanti timeline-nya adalah lima tahun kemudian, sepuluh tahun ini, kita mengalami pertaruhan, Indonesia akan merangkak kembali, bangkit, menggeliat, atau malah hancur sama sekali dan menjadi bangsa jongos total di tahun 2024,” urainya.
Pebriansyah Ariefana Selasa, 16 Maret 2021 | 15:26 WIB
Cak Nun menjelaskan jika sosok tersebut yang menurutnya memegang peranan penting dalam pengambilan kebijakan dan mengubah konstelasi kebangsaan.
Jika Jokowi benar tidak berkuasa penuh, maka sejumlah kebijakan yang dia putuskan bukan hanya bersumber dari dalam, melainkan juga dari luar.
Megawati Soekarnoputri saat menangis dalam Rakernas PDIP di Makassar, Selasa (27/5/2008). [Capture tayangan televisi]
Megawati Soekarnoputri saat menangis dalam Rakernas PDIP di Makassar, Selasa (27/5/2008). [Capture tayangan televisi]
Namun, Cak Nun sekali lagi tak bisa memastikan, siapa sosok tersebut. Akan tetapi, yang pasti, sosok itu merupakan pemilik modal dengan kekayaan berlimpah.
“Siapakah mereka ini? Pasti ada lah, para konselasi, para pemilik modal. Baik di tingkat internasional, regional, maupun nasional. Nah, lapisan-lapisan itu juga bertarung satu sama lain.”
“Karena nanti yang diciptakan adalah sistem-sistem yang menguntungkan roti dan keranjang-keranjang mereka, dan bekerja sama dengan konselasi internasional,” tuturnya.
Melalui penjelasan tersebut, Cak Nun hendak menyampaikan, bahwa apa yang kita ketahui tentang Indonesia masih sangat terbatas. Selama ini, kita mungkin mengira kekuasaan tertinggi dipegang oleh presiden. Namun, kenyataannya, ada sosok lain yang lebih kuat di baliknya.
“Indonesia ini bukan hanya sekadar yang kamu sangka, ada segmen-segmen, ada level-level, ada kader-kader yang menjadi faktor berubahnya Indonesia. Jangan pikir Indonesia berlangsung seperti yang kalian skenariokan,” tegasnya.
Namun demikian, alih-alih benci, dia justru kasihan terhadap Presiden Jokowi.
Sebab, selama menjabat, dia berada di bawah tekanan berat. Sehingga, suara yang dia sampaikan bukan menjadi satu-satunya keputusan mutlak.
“Anda jangan benci Jokowi, jangan benci Mega, atau jangan benci siapapun yang seakan-akan berkuasa. Anda harusnya merasa kasihan dengan mereka,” kata Cak Nun.
S: Tribunnews