INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial Denny Siregar ikut berkomentar terkait pendiri Pasar Muamalah Zaim Saidi yang mengambil keuntun...
INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial Denny Siregar ikut berkomentar terkait pendiri Pasar Muamalah Zaim Saidi yang mengambil keuntungan 2,5 persen dari penukaran rupiah ke dinar dan dirham.
Denny Siregar mengatakan paling mudah itu memang menipu pakai agama.
Hal tersebut diungkapkan Denny Siregar melalui akun Twitter @Dennysiregar7 seperti dilansir TRIBUN-TIMUR.COM.
"Paling mudah itu memang menipu pake agama. Yang menipu merasa benar, yang ditipu merasa sudah pasti masuk sorga..," tulis Denny Siregar, Kamis (4/2/2021) pukul 11.55 siang.
Cuitan Denny Siregar disertai link artikel terkait keterangan polisi yang menyebut pendiri Pasar Muamalah cari untung 2,5 persen dari penukaran dinar dan dirham.
Dilansir Tribun-timur.com dari Tribunnews.com Bareskrim Polri menjelaskan kronologi penangkapan pendiri Pasar Muamalah Depok, Zaim Saidi, pada Selasa (2/2/2021) malam.
Kasus itu kini tengah ditangani oleh
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
Pengungkapan kasus itu dimulai saat informasi yang diperoleh polisi mengenai adanya kasus jual-beli perdagangan menggunakan alat tukar selain mata uang rupiah yaitu Dinar dan Dirham di jalan tanah baru, pasar Muamalah Depok, Jawa Barat.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan penyidik pun langsung menggelar penyelidikan. Selanjutnya pada Selasa (2/2/2021) kemarin, Polri menangkap Zaim Saidi.
"Menindaklanjuti hal tersebut, penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus pada hari Selasa tanggal 2 Februari 2021 telah melakukan penangkapan terhadap pelaku atas nama ZS di kediamannya," kata Kombes Ahmad di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Ahmad menuturkan Zaim Saidi berperan sebagai insiator dan penyedia lapak di Pasar Muamalah.
Tak hanya itu, dia juga berperan sebagai pihak penyedia penukaran dinar atau dirham sebagai alat tukar jual-beli di pasar tersebut.
"ZS berperan sebagai inisiator dan penyedia lapak Pasar Muamalah sekaligus sebagai pengelola dan sebagai Wakalainduk yaitu tempat menukarkan rupiah menjadi alat tukar dinar atau dan dirham yang digunakan sebagai alat tukar jual beli dan perdagangan di pasar muamalah tersebut," jelas dia.
Ahmad Ramadhan menyampaikan Zaim Saidi mengambil untung sebesar 2,5 persen setiap penukaran rupiah menjadi koin dinar dan dirham.
"Tersangka ZS menentukan harga beli koin dinar dan dirham tersebut sesuai harga PT Aneka Tambang ditambah 2,5 persen sebagai margin keuntungannya," kata Ahmad di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Dijelaskan Ahmad, Dirham yang menjadi alat transaksi di Pasar Muamalah merupakan koin perak logam mulia seberat 2,975 gram.
Sementara Dinar adalah koin emas seberat 4,24 gram atau emas 22 karat.
"Saat ini nilai tukar satu dinar setara dengan Rp 4 juta, sedangkan dirham setara dengan nilai Rp 73.500 rupiah," jelasnya.
Ia menuturkan Dirham dan Dinar itu dipesan dari sejumlah tempat.
Di antaranya PT Antam Kesultanan Bintang hingga pengrajin Pulo Mas Jakarta.
"Dinar dan Dirham tersebut dipesan dari PT Antam kesultanan bintang, kesultanan Cirebon, kesultanan Ternate dengan harga sesuai acuan PT Antam.
Selain itu, dirham perak diperoleh dari pengrajin daerah Pulo Mas Jakarta dari harga lebih murah dari acuan PT Antam" jelas dia.
"Adapun dinar dan dirham yang digunakan sebagai menggunakan nama tersangka ZS dengan tujuan sebagai penanggungjawab atas kandungan berat koin dinar dan dirham," tutup dia.
S:(Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin/ Tribunnews.com/ Igman Ibrahmi)