INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko menjadi orang yang dituduh dalam isu kudeta Ketum Demokrat Agus Harimu...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko menjadi orang yang dituduh dalam isu kudeta Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Moeldoko bahkan disebut mengundang kader Demokrat untuk bertemu di Hotel Aston di Jakarta.
Namun, tuduhan itu dibantah oleh mantan Sekretaris Divisi Pembinaan Organisasi DPP Partai Demokrat era kepemimpinan Anas Urbaningrum, Ian Zulfikar. Dia menegaskan bahwa Anas sama sekali tidak terlibat dalam gerakan yang dituduhkan AHY.
Sementara saat ini Anas masih menjalani masa hukumannya akibat kasus korupsi dan kini masih berada di Lapas Sukamiskin.
"Kalau itu pak Anas enggak ikut campur urusan Demokrat dia lagi jadi santri kok. Dia lagi bertapa, jadi semua tim kita juga PPI tidak ngurusin itu. Pak Anas enggak ikut ikutan terlalu kecillah untuk urusan Demokrat," katanya, Jumat (5/2/2021).
Ian juga menjelaskan penilaiannya terkait peristiwa yang disebut sebagai upaya perencanaan kudeta oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Menurut Ian, dalam partai sebenarnya tidak ada istilah kudeta. Yang ada adalah kongres luar biasa (KLB) untuk memutuskan terkait kepemimpinan Partai.
"Kudeta itu kan terminologi dari teman-teman di Demokrat. Tapi kalau bahasa Konstitusi di AD/ART itu adalah KLB. nah kalau KLB ini kan sudah menjadi diktum organisasi bahwa memungkinkan untuk dilakukan KLB," ujar Ian.
Dia menjelaskan, sepengetahuannya, pertemuan antara Moeldoko dan sejumlah kader Partai Demokrat diinisiasi oleh mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, Darmizal yang mengundang kader Demokrat dan Moeldoko pada satu tempat. Namun di situ hanya dibicarakan terkait penyaluran bantuan untuk bencana alam yang terjadi di Indonesia.
"KLB itu ada di AD/ART, tapi persoalannya sekarang kan kita ga tau kedudukannya semua dipelintir. Jadi ada satu pihak mengundang mereka (kader Demokrat) itu untuk bencana yang mediasinya adalah dari Kalimantan Timur lalu kemudian teman-teman datang yang kemudian bertemu dengan Moeldoko dan Jenderal Moeldoko juga berbicara saya kira tidak ada pembicaraan soal KLB. Enggak adalah, saya kira terlalu kecil itu untuk mengurusi Demokrat," kata dia.
Darmizal sama-sama mengundang kader Demokrat dan juga Moeldoko kata dia. Namun ternyata ada yang melaporkan pertemuan tersebut dengan informasi yang dilebih-lebihkan. "Di sini kader sama-sama diundang oleh Darmizal. Dia aktor yang mengundang lalu kemudian dari teman-teman Drmokrat melaporkan pertemuan itu," ujarnya
Ian menduga di antara jajaran Partai Demokrat masih ada yang tidak puas dengan kepemimpinan AHY yang dituding sebagai praktik politik dinasti. Maka dari itu sejumlah sosok yang kecewa kemudian mengolah peristiwa pertemuan Kader Demokrat dengan Moeldoko sebagai upaya untuk kudeta.
"Mungkin setelah kepemimpinan Demokrat masih banyak juga yang kecewa dengan politik dinasti di Demokrat. Kekecewaan itu dibumbui dalam pertemuan itu," tutupnya.
s: law-justice.co