INDONESIAKININEWS.COM - Penangkapan 26 orang terduga teroris di Gorontalo dan Makassar, Sulawesi Selatan oleh Tim Detasemen Khusus atau De...
INDONESIAKININEWS.COM -
Penangkapan 26 orang terduga teroris di Gorontalo dan Makassar, Sulawesi Selatan oleh Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror akhirnya membongkar sebuah fakta baru.
Hal itu terkait dengan alasan beberapa anggota FPI (Front Pembela Islam) yang memilih untuk menjadi teroris.
Diketahui, 19 dari 26 terduga teroris yang ditangkap itu adalah anggota FPI.
Mereka bahkan mengaku begitu aktif dalam Ormas yang dibuat oleh Hbaib Rizieq Shihab itu, meski kini sudah dibubarkan oleh pemerintah.
Menurut Pengamat Intelijen dan Terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib, ada ketidakpuasan yang tidak ditemukan di organisasi FPI jadi faktor utama penyebab mereka pilih menjadi teroris.
“Rata-rata mereka tidak puas dengan organisasi yang ada merasa terlibat lebih jauh buat senjata berperang.
Sehingga mereka tidak menemukan itu di FPI,” kata Ridwan, Jumat (5/2/2021).
Ridwan mengatakan, puncak sejumlah anggota FPI berafiliasi dengan kelompok teroris yakni pada saat euforia kemunculan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 2015.
Namun, setelah diketahui garis perjuangan ISIS membunuh sesama muslim, FPI lantas berpaling.
“Nah akhirnya mereka kemudian berbaiat. Tetapi setelah ISIS terbukti membunuh sesama muslim, FPI kemudian lewat Habib Rizieq Shihab saat itu 2017 atau 2016 akhir memilih untuk meninggalkan ISIS,” kata dia.
Sikap FPI atas ISIS itu kemudian direspon para anggota. Bagi anggota yang berjiwa sangat militan, seperti halnya 19 orang di atas, kemudian memilih bergabung dengan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kata Ridwan, kini sudah tidak ada lagi anggota teroris aktif dalam organisasi FPI. Sebab, mereka merasa garis perjuangan FPI berbeda dengan ISIS.
“FPI melakukan demonstrasi terbuka, melakukan seminar, melakukan kajian terbuka yang itu bukan cara-cara ISIS begitu loh.
Cara-cara ISIS, cara-cara tertutup yang tidak mau melakukan kompromi dengan siapa pun termasuk dengan pemerintah apalagi.”
Sebelumnya Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, tujuh terduga teroris ditangkap di Gorontalo. Sedangkan, sisanya ditangkap di Makassar, Sulawesi Selatan.
“19 anggota yang tertangkap, semua terlibat atau menjadi anggota dari FPI di Makassar.
Mereka sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan FPI yang ada di Makassar,” kata Rusdi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Kata Rusdi, tujuh terduga teroris yang ditangkap di Gorontalo merupakan kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah atau JAD yang dikenal dengan Ikhwan Pahuwato. Mereka diduga terafiliasi dengan kelompok ISIS.
“Mereka telah mempersiapkan diri melakukan latihan fisik, latihan bela diri, kemudian latihan memanah, melempar pisau, dan juga latihan menembak senapan angin. Dan tentunya kelompok ini punya kemampuan untuk merakit bom,” ungkapnya.
Kemudian, 19 terduga teroris yang ditangkap di Makassar juga diketahui merupakan kelompok teroris jaringan JAD yang terafiliasi dengan ISIS. Kelompok mereka, salah satunya terlibat dalam aksi bom Gereja Katedral Zulu di Filipina pada 2019.
S: Lawjustice