INDONESIAKININEWS.COM - Kondisi memprihatinkan dialami para korban banjir di Kampung Bojong, Desa Bojong Sari, Kecamatan Kedungwaringin, Ka...
INDONESIAKININEWS.COM - Kondisi memprihatinkan dialami para korban banjir di Kampung Bojong, Desa Bojong Sari, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi.
Setelah tiga hari terdampak banjir sejak Sabtu (20/2/2021) lalu, banjir yang diakibatkan luapan Sungai Citarum imbas jebolnya tanggul, masih belum surut dan merendam permukiman warga setinggi satu meter.
Mirisnya, bantuan korban terdampak banjir di Kabupaten Bekasi belum didistribusikan secara merata.
Imbasnya warga terpaksa harus memutar otak hanya untuk mengungsi.
Titin Hayati seorang pengungsi menjelaskan awalnya para warga Kampung Bojong mengungsi di pinggir jalan utama pada Sabtu lalu.
Mereka mendirikan tenda secara swadaya lantaran tak ada bantuan dari Pemkab Bekasi.
Hingga kemudian, tanggul Sungai Citarum meluap, limpasan banjir pun merendam tenda pengungsian warga.
“Tadinya kita di sini (jalan), terus airnya naik lagi sampai setinggi mobil,” kata Titin di lokasi, Senin (22/2/2021).
Beruntung, pemilik perusahaan truk yang berlokasi tak jauh dari titik banjir berbaik hati meminjamkan kendaraannya agar bisa digunakan sebagai tempat pengungsian.
“Akhirnya ada perusahaan ini baik kasih pinjem kontainer buat warga,” kata Titin.
Titin menjelaskan ia dan warga korban banjir di Kampung Bojong sudah tiga hari tidur di dalam truk kontainer.
Hingga kini, belum ada bantuan dari Pemkab Bekasi terkait tenda pengungsian maupun kebutuhan logistik makanan.
Untuk makan sehari-hari, warga memanfaatkan stok seadanya atau beli lauk sendiri.
“Saya di sini sudah tiga malem. Dari pertama (banjir) udah dibuka (kontainer).
Makanan nggak ada suplai (bantuan), karena akses jalan utama kemarin susah masuk,” tegasnya.
Terdapat sekitar delapan truk kontainer yang dimanfaatkan sebagai posko pengungsian, kendaraan diparkir di dekat perkampungan yang aman dari banjir.
Truk kontainer besar yang digunakan sebagai posko pengungsian berupa trailer box berukuran besar, bagian penutup samping dibuka untuk akses masuk.
Di dalamnya, warga tampak menggelar alas berupa karpet atau tikar, bahkan sebagian diantaranya memanfaatkan truk sebagai dapur darurat.
Selain di dalam truk kontainr, warga terdampak banjir sebagian mengungsi dengan membuka tenda di pinggir rel kereta api.
Jalur KA jarak jauh tersebut diketahui saat ini berhenti operasionalnya akibat tergerusnya pondasi rel kereta api dari Kedunggedeh-Lemah Abang.
S:Wartakota