INDONESIAKININEWS.COM - Banjir Jakarta menelan korban hingga lima orang meninggal dunia. Hal ini pun turut disoroti Ketua Fraksi PDIP DPRD ...
INDONESIAKININEWS.COM - Banjir Jakarta menelan korban hingga lima orang meninggal dunia.
Hal ini pun turut disoroti Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono.
Ia menilai selama ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selalu menyampaikan antisipasi yang dilakukan Pemprov cukup baik untuk menanggulangi banjir.
Namun, antisipasi yang dikatakan Anies disebut Gembong tidak membuahkan hasil. Bahkan hasilnya banjir Jakarta sampai menelan korban jiwa hingga lima orang.
"Ya kalau bahasa yang selalu disampaikan antisipasinya selalu cukup baik dar Pemprov. Tapi antisipasi yang baik itu hasilnya apa.
Hasilnya menelan korban jiwa," kata Gembong Warsono kepada Pikiran-Rakyat.com saat dihubungi, Rabu, 24 Februari 2021.
"Artinya tidak sesuai dengan yang disampaikan. 'Antisipasi kita bagus'. Tapi menenalan korban jiwa.
Kan enggak pas. Sekarang mau alasan apa lagi," kata dia.
Menurut Gembong menyebutkan, musibah banjir berbeda dengan peristiwa lainnya, sebut saja gempa bumi yang kerap kali tidak bisa diprediksi.
Sementara kata dia, banjir merupakan musibah yang bisa diprediksi dari ramalan cuaca yang bisa menyebabkan hujan tinggi.
Lalu, berkenaan dengan cuaca ekstrem yang bisa menimbulkan hujan tinggi bagaimana kesiapan Anies dan jajaran untuk mengantisipasinya.
"Langkah apa, kesiapan apa yang mesti dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mengantisipasi curah hujan yang ekstrem.
Misalkan kalau banjir ada dua hal, pertama soal infrastruktur kita," kata dia.
Kedua sarana prasarana dalam penanggulangan banjir, misalnya mesin pompa yang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari sebelum musim penghujan masuk.
"Semua bisa dilakukan ketika musim panas. Lah infrastruktur apa yang sudah dilakukan? Ya belum ada memang," tutur dia.
Selanjutnya, kata dia, berkenaan dengan infrastruktur, misalnya pelebaran kali baik itu normalisasi atau naturalisasi.
Namun kata dia, pekerjaan ini tidak dikerjakan oleh Anies.
"Ketika bicara infrastruktur itu adalah pelebaran kali ada normalisasi atau apa lah naturalisasi. Tapi ini tidak dilakukan.
Yang dilakukan seolah olah menjadi spektakuler yaitu gerebek lumpur. Apakah itu luar biasa? Tidak. Itu kan pekerjaan rutin kalau bicara cuma ngerukin lumpur," tutur dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyampaikan terkait banjir yang mengepung wilayahnya hingga menelan korban jiwa itu merupakan musibah, takdir dari Allah SWT.
Namun demikian, kata dia, pihaknya ke depan akan memberi atensi khusus agar korban jiwa ini tidak terulang lagi.
"Ya ini musibah, takdir Allah ini anak-anak kita. Untuk itu, kita semua yang dewasa mulai dari aparat Pemprov DKI Jakarta sampai masyarakat untuk bersama-sama memastikan tidak ada korban jiwa kembali," tutur Politisi Partai Gerindra ini.
Diketahui, banjir Jakarta menelan setidaknya lima korban yang meninggal dunia.
Dua orang berusia 7 tahun, satu orang berusia 11 tahun, dan yang satu orang lainnya berusia 13 tahu, kemudian seorang lansia berusia 67 tahun di Jakarta Selatan juga meninggal dunia atas musibah banjir yang mengepung sejumlah kawasan di DKI Jakarta sejak tiga hari yang lalu.***
S:Pikiran Rakyat