INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon membagikan potret pertemuannya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) sekal...
INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon membagikan potret pertemuannya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Fadli Zon mengunggah dua foto bersama Prabowo di akun Twitter @fadlizon, Rabu (3/2/2021).
Pasca Gubernur Anies Baswedan Ditegur, Fadli Zon Bergegas Temui Prabowo Subianto, Bahas Masalah Apa?
Seusai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ditegur kader Partai Gerindra, tak lama berselang Fadli Zon menemui Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra.
Seusai pertemuan dengan Prabowo yang juga sebagai Menteri Pertahanan RI itu, Fadli Zon lantas membagikan foto kebersamaan tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon membagikan potret pertemuannya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Fadli Zon mengunggah dua foto bersama Prabowo di akun Twitter @fadlizon, Rabu (3/2/2021).
Fadli Zon terlihat mengenakan setelan jas berkemeja.
Sementara Prabowo mengenakan setelah kemeja celana berwarna krem yang menjadi ciri khasnya.
Keduanya berpose di depan lukisan.
Fadli Zon menyebut kondisi Prabowo sehat.
Bersama Prabowo, Fadli Zon menyebut dirinya berdiskusi sembari makan siang.
"Baru saja ketemu Menhan RI dan Ketum @Gerindra P @prabowo."
"Makan siang sambil ngobrol diskusi. Alhamdulillah beliau sehat wal’afiat," tulis Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR itu.
Sebelumnya, Fadli Zon ikut menyoroti kudeta yang dilakukan militer Myanmar, Senin, (1/2/2021).
Fadli Zon menyebut kudeta itu tidak hanya sebagai kemunduran demokrasi bagi Myanmar, tapi juga bisa mempengaruhi persepsi dunia terhadap praktik demokrasi di ASEAN.
"Sebagai anggota parlemen, saya sangat prihatin. Sebab kudeta itu dilakukan saat parlemen baru Myanmar hasil Pemilu 2020 akan memulai persidangan."
"Pengambilalihan kekuasaan oleh militer Myanmar itu telah menghilangkan peran parlemen sebagai alat kontrol kekuasaan. Ini buruk bagi demokrasi," kata Fadli dalam siaran persnya, Selasa (2/2/2021).
Dilansir Kompas TV, Fadli Zon berharap, ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) yang merupakan organisasi parlemen negara-negara ASEAN, perlu segera merespons tentang hal itu.
Fadli menjelaskan, hingga 2011 silam Myanmar diperintah oleh angkatan bersenjata. Namun, sesudah itu mereka melakukan reformasi demokrasi dan mengakhiri kekuasaan militer.
Kudeta militer yang terjadi kemarin telah menarik mundur proses demokrasi yang sudah berjalan, dan Fadli sangat menyayangkan hal itu terjadi.
Salah satu kekhawatiran dari kudeta militer ini adalah terhambatnya penyelesaian tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya.
Sepeti diketahui, sejak 2017 silam ratusan ribu etnis Rohingya terusir dan telah mengungsi ke berbagai negara, termasuk Indonesia, karena tindakan keras militer Myanmar.
Tindakan militer Myanmar ini jelas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) secara brutal.
S: Tribunnews