INDONESIAKININEWS.COM - Mantan anggota DPR Akbar Faizal menyinggung isu mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai pernah ditawari jabatan...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan anggota DPR Akbar Faizal menyinggung isu mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai pernah ditawari jabatan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (4/2/2021).
Tidak hanya itu, nama Luhut Binsar Panjaitan yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman turut terucap.
Mulanya hal itu ditanyakan Akbar Faizal terkait Pigai yang kerap melontarkan kritik terhadap pemerintahan Jokowi.
"Penyikapan itu mungkin muncul karena positioning-mu yang kadang-kadang muncul dengan narasi yang bagi banyak kalangan dianggap berlebihan," singgung Akbar Faizal.
Ia lalu menanyakan beredarnya isu Pigai pernah ditawari jabatan menjadi menteri, tetapi ternyata tidak jadi.
"Termasuk juga kamu selalu merasa bahwa Jokowi atau Pak Luhut membohongimu soal menteri. Dijanjikan jadi apa begitu, gimana ceritanya itu?" kata Faizal.
Natalius Pigai terdiam sesaat sebelum menjawab.
Ia kemudian menolak menjawab karena dirasa tidak etis.
"Ah, itu enggak usah, lah, enggak boleh, lah," jawab Natalius Pigai sambil tertawa.
Meskipun begitu, ia mengungkapkan beberapa tokoh penting mulai dari Jokowi hingga politikus PDIP dan Partai Nasdem pernah menghubungi dirinya.
Namun Pigai tidak mengungkap apa yang dibicarakan dalam sambungan telepon tersebut.
"Tapi begini, semua orang dari Sabang sampai Merauke melihat saya dari 14 komisioner (Komnas HAM) itu 2014, minimal Jokowi pernah telepon saya," ungkap Pigai.
"Minimal Hasto Kristianto telepon saya. Minimal Viktor Laiskodat telepon saya. Minimal Ibu Megawati tahu," lanjut aktivis HAM ini.
"Minimal Pak Surya Paloh tahu. Minimal di Metro TV selalu muncul," tambah dia.
Selain itu, Pigai menyinggung dirinya menjabat posisi strategis dalam pemilihan presiden 2014.
"Karena 2014 saya Ketua Tim Pemantauan Pemilu Komnas HAM nasional," katanya.
Pigai kembali menolak menjelaskan terkait isu yang diungkit Akbar Faizal.
"Banyak hal, lah, tidak usah saya jelaskan. Minimal Jokowi telepon saya," tandas Pigai.
Akbar Faizal kembali menanyakan kejelasan isu Pigai pernah ditawari menjadi menteri.
"Memang kamu pernah dijanjikan jadi menteri?" tanya Faizal.
"Itu saya enggak tahu. Yang jelas 2014 kapasitas saya juga tidak jelek-jelek amat," jawab Pigai singkat.
Faizal mengaku dirinya juga pernah didekati Jokowi untuk hal yang sama.
"Saya tahu, 2014 saya masih didekati Jokowi, gue tahu posisimu juga," ucap Faizal.
"Jadi artinya gitu, tidak perlu kita ngomong," sahut Pigai.
Natalius Pigai Akui Pernah Kritik Jokowi saat Jadi Timses Prabowo
Dalam acara yang sama, Natalius Pigai mengungkap alasannya pernah mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang sikap terhadap masyarakat Papua.
Saat itu mantan anggota DPR RI Akbar Faizal menunjukkan rekam jejak kritik yang pernah disampaikan Natalius Pigai.
Termasuk di antaranya kritik Pigai yang menyarankan Jokowi tidak perlu maju lagi sebagai calon presiden.
"Jokowi tak usah nyapres lagi. Kalau saya marah, maka wibawa Jokowi habis di Papua," kata Akbar Faizal membacakan kritik yang dimaksud.
Mulanya Pigai menjelaskan kritiknya terkait angka kemiskinan yang tidak banyak turun selama periode pertama pemerintahan Jokowi.
"Begini, tujuh juta penduduk (miskin) menanggung," ungkap Natalius Pigai.
Ia membandingkan hasil kerja Jokowi dengan presiden-presiden terdahulu, seperti Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Jadi Jokowi khusus untuk kemiskinan, selama 5 tahun hanya menurunkan 1 digit. Gus Dur dalam 1 tahun (menurunkan angkat kemiskinan) 5 digit, dari 23 juta turun ke 18 juta," papar Pigai.
Mantan presiden lainnya juga sanggup menurunkan angka kemiskinan lebih besar daripada Jokowi, seperti pada periode pemerintahan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ibu Mega kurang lebih 2 digit, dari 18 juta ke 16 juta. SBY turun kurang lebih 6 digit selama 2 periode, dari 16 juta ke 10 juta," singgung Pigai.
"Jokowi dari 2014 sampai 2019 (menurunkan angka kemiskinan) dari 10 juta ke 9 juta, hanya 1 digit," ungkap dia.
Maka dari itu, Pigai melontarkan kritik terhadap angka kemiskinan yang tidak kunjung turun.
"Karena itu saya kritik orientasinya kurang. Kemudian 7 juta penduduk yang nganggur itu pada posisi saat itu," terang aktivis HAM ini.
Selanjutnya, Pigai memberi penjelasan atas kritik bagaimana pengaruh Jokowi terhadap masyarakat Papua.
Pigai mengaku kritik itu ia lontarkan saat masa kampanye pemilihan presiden 2014.
"Itu situasi kampanye," ungkap Pigai.
"Sebagai tim sukes?" tanya Akbar Faizal.
Sembari terbahak, Pigai mengakui hal itu.
Ia menjadi tim sukses dari lawan politik Jokowi di pilpres 2014, yakni Prabowo Subianto.
"Sebagai tim sukses Prabowo," jawab Pigai masih terbahak.
s: tribunnews.com