INDONESIAKININEWS.COM - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung mengomentari sikap Wakil Presiden ke-10 dan ke-...
INDONESIAKININEWS.COM - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung mengomentari sikap Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) yang mempertanyakan cara mengkritik pemerintah tanpa dipolisikan.
Dewi mengungkit dosa JK kepada masyarakat Indonesia. Dia menuding JK berkontribusi dalam pemulangan eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ke RI.
“Pak JK anda tahu tidak dosa anda kepada rakyat dan negara ini?,” cuitnya lewat akun Twitter @DTanjung15, Rabu (17/2). Dia menautkan berita berjudul ‘JK: Bagaimana Caranya Kritik Pemerintah Tanpa Dipanggil Polisi?’.
“Lebih Jahat lagi ada mantan pejabat negara ikut membiayai memulangkan Rizik sihab untuk demo membuat kegaduhan di negara ini karena kepentingan pribadi,” sindir Dewi.
Dia menyebut kejahatan yang diperbuat JK sudah cukup jadi alasan polisi untuk menangkapnya.
“Harusnya mantan pejabat negara seperti ini ditangkap polisi..!!” tegasnya.
Pak JK anda Tau tidak Dosa anda kepada Rakyat dan negara ini ?
Lebih Jahat lagi ada Mantan Pejabat negara ikut membiayai memulangkan Rizik sihab untuk demo membuat kegaduhan di negara ini karna kepentingan pribadi
Harusnya mantan pejabat negara seperti ini di Tangkap Polisi..!! pic.twitter.com/Y7OXYnlCCh
— Dewi Tanjung15 (@DTanjung15) February 17, 2021
Sebelumnya, Jusuf Kalla buka suara menyusul banyaknya ‘serangan’ usai ia mempertanyakan cara mengkritik tanpa ditangkap polisi.
JK menegaskan bahwa pertanyaan itu murni keluar dari hatinya. Dia mengaku tak berniat melakukan provokasi. Melalui pernyataan itu, dia hanya ingin hubungan pemerintah dengan rakyat terjalin dengan baik.
“Maksud saya bertanya seperti itu, dan itu betul-betul keluar dari hati saya. (Saya) ingin melihat bagaimana caranya agar pemerintah ini baik dan masyarakat juga baik,” jelas JK, di kediamannya di Jakarta Selatan, Senin (15/2).
Oleh karena itu, JK meminta semua pihak agar tak menafsirkan pernyataannya sebagai upaya menjatuhkan pemerintah.
“Jangan disalahartikan dan diberi tafsir yang macam-macam,” tukasnya.
S:Jitunews