INDONESIAKININEWS.COM - Musim penghujan tengah melanda sebagian besar wilayah Jawa, termasuk wilayah Jabodetabek. Tingginya intensitas huj...
INDONESIAKININEWS.COM - Musim penghujan tengah melanda sebagian besar wilayah Jawa, termasuk wilayah Jabodetabek.
Tingginya intensitas hujan tak jarang menyebabkan bencana banjir di sejumlah daerah seperti Pejaten Timur, Jakarta Selatan.
Hingga hari ini, banjir yang menggenangi wilayah Pejaten Timur, Jakarta Selatan belum surut bahkan hingga Senin sore, ketinggian air di Jalan Masjid Al-Makmur Pejaten Timur mencapai 2 Meter.
Kepala Pleton Grup A Damkar Sektor IX Pasar Minggu, Ari Santoso mengatakan bahwa banjir di Pejaten Timur sudah lebih dari satu hari.
Tercatat banjir mulai menggenangi wilayah tersebut pada Minggu, 7 Februari 2021 sekira pukul 15.00 WIB.
“Kalau ketinggian air di bantaran kali Ciliwung ini, saat ini bervariasi ya. Karena memang ada titik terendah, ada titik menengah, kalau titik terendah saat ini saya lihat sudah mulai surut.
Kurang lebih 2 meteran titik terdalamnya,” Ari Santoso yang dikutip Pikiran-Rakyat.com dari PMJ News.
Ia memperkirakan kemungkinan ketinggian air terus bertambah hingga esok hari jika hujan masih mengguyur wilayah Katulampa, Bogor, dan Depok.
“Diperkirakan masih akan banjir kalau di Katulampa, Bogor, sama Depok curah hujannya masih tinggi, maka disini masih akan banjir,” ucapnya.
Santoso mengatakan bahwa banjir di Pejaten Timur semakin meluas di sejumlah RW.
“Jadi, ada beberapa RW terdampak di Pejaten Timur ini. Berkaitan dengan luapan kali Ciliwung ini,” katanya.
“Kondisi tanahnya yang berbeda. Ada yang tinggi, ada yang rendah yang jelas saat ini, ketinggian airnya agak tinggi, ya. Jadi bervariasi akhirnya yang dataran rendah cuma 1 meter mungkin, kayak di sini aja cuma 50 cm,” tuturnya menambahkan.
Didin selaku Ketua RW yang berada di Pejaten Timur, Jaksel mengatakan bahwa banjir di wilayahnya menggenangi tujuh RT, sehingga secara total warga yang terdampak mencapai 195 kepala keluarga.
“Jadi warga yang terdampak di Pejaten Timur ini paling banyak yang tadinya hanya 6 RT sekarang yang berdampak sampai 7 RT,” kata Didin.
Didin merinci wilayah yang terendam banjir, diantaranya RT 5 hingga RT 11.
“Di RT 5 aja ada 45 Kartu Keluarga (KK) dan RT 6 sampai RT 11 itu ada kurang lebih sebanyak 195 KK,” ucapnya.
Ia mengungkapkan bahwa petugas gabungan telah melakukan evakuasi warga yang terdampak seperti balita serta lansia.
Didin mengatakan pihaknya telah menerima bantuan dari berbagai pihak seperti Baznas dan PMI. Ia menuturkan bahwa bantuan yang diterima berupa nasi kotak.
S:Pikiran Rakyat