INDONESIAKININEWS.COM - Titi Widoretno Warisman atau lebih dikenal Neno Warisman merasa bersyukur Indonesia masih memiliki tokoh-tokoh yang...
INDONESIAKININEWS.COM - Titi Widoretno Warisman atau lebih dikenal Neno Warisman merasa bersyukur Indonesia masih memiliki tokoh-tokoh yang masih menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan bangsa Palestina.
Ia menyebut Fadli Zon sebagai salah satu tokoh yang selalu menyuarakan hak dan kemerdekaan bangsa Palestina dari Israel.
"Kita masih memiliki tokoh-tokoh dengan kapasitas dan kapabilitas seperti Fadli Zon yang selalu menyuarakan bangsa Palestina dan hak kemerdekaan mereka," kata Neno Warisman.
Neno Warisman menyebutkan isu yang paling membuat gelisah adalah ketika Indonesia memberikan sinyal diplomasi dengan Israel.
"Isu yang paling menggelisahkan untuk seorang wakil rakyat yang konsisten seperti Pak Fadli Zon adalah ketika Indonesia memberikan sinyal akan membuka pintu diplomasi visa untuk Israel," ujarnya.
Dia juga menyampaikan bahwa Indonesia juga memiliki seorang tokoh lain di Amerika yang turut berjuang demi kemerdekaan Palestina.
Yaitu Imam Shamsi Ali, tokoh yang merupakan presiden dari Nusantara Foundation sekaligus imam di Masjid New York.
Dikatakan Neno, Imam Shamsi Ali telah menulis di penghujung 2020 tentang godaan membuka hubungan diplomasi dengan Israel.
Dalam tulisannya Imam Shamsi Ali menyebut tentang normalisasi yang telah dilakukan oleh beberapa negara Arab dan Muslim dengan Israel.
Menurutnya, upaya-upaya dalam empat tahun terakhir ini wacana perdamaian Timur Tengah tidak melibatkan Palestina sama sekali. Palestina seperti sengaja diabaikan dan eksistensi dalam pembicaraan tersebut.
"Lalu bagaimana yang terjadi di Indonesia?," ucap Neno Warisman, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Neno warisman Channel, pada Jumat, 1 Januari 2021.
Lebih lanjut, Neno Warisman mengatakan bahwa Indonesia menjadi target penting dan utama dari kampanye normalisasi tersebut.
Terlebih status Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia. Terbukti dari tawaran yang diberikan oleh AS untuk memberikan dana hingga triliunan rupiah.
Akan tetapi, lanjut Neno, hal yang menggembirakan adalah Kementerian Luar Negeri Indonesia masih konsisten untuk terus menyatakan posisi Indonesia yang tidak akan melakukan diplomasi dengan Israel.
Selama negara tersebut masih menjadi penjajah di negeri para nabi tersebut, dan lagi banyak masyarakat Indonesia yang menentang keputusan tersebut.
"Kita belum pernah mengangkat apa yang ditulis oleh saudara saya, Fadli Zon, dalam kesempatan yang lain akan dibacakan juga agar terjadi titik temu," ucapnya.
Dia menjelaskan maksudnya adalah ada hal yang mendasar perihal bangsa Indonesia yang tidak menyetujui penjajahan.
Negara Indonesia juga merupakan negara yang memiliki konstitusinya tidak menyetujui dan menentang segala bentuk penjajahan.
Neno menilai hal itu menjadi dasar yang kuat bagi para pemimpin yang memegang kendali pemerintahan, untuk menengok kembali kepada konstitusi negara ini, dan melihat peta besar ke masyarakat Indonesia.
Neno berharap masih ada respek kepada masyarakat Indonesia yang notabene mayoritasnya muslim.
"Dan kita tentu berutang budi betul kepada negara Palestina, dan juga ingin agar Israel mengakhiri penjajahannya di bumi Palestina.
Sehingga dapat membuka hubungan diplomasi, hanya dengan syarat jika, jika Palestina telah merdeka." kata Neno Warisman.***
S: pikiran rakyat