INDONESIAKININEWS.COM - Berita mengenai pembugaran dan pelarangan FPI ini masih akan panas selama beberapa waktu ke depan. Tapi ini adalah...
Tapi ini adalah kabar baik bagi kita. Anggap saja ini masa bahagia dan layak dirayakan dengan semangat pada awal tahun baru ini.
Masyarakat banyak yang sudah menginginkan agar ormas ini dibubarkan atau ditumpas habis.
Alasannya sudah sering membuat keresahan dan mengganggu kenyamanan. Tapi mimpi ini sering kali berakhir dengan kekecewaan karena tidak kunjung dibereskan bahkan cenderung dibiarkan.
Bukan hanya masyarakat yang ingin FPI dibubarkan. Tercatat ada dua orang yang lantang meneriakkan pembubaran FPI ini.
Salah satunya adalah Gus Dur.
Pembubaran FPI ini adalah impian lama Gus Dur yang belum sempat direalisasikan pada waktu itu.
Menurut Guntur Romli, Gus Dur sudah lama ingin FPI bubar.
Pembubaran ini dia sebut juga sebagai momentum untuk mendoakan Gus Dur yang tepat 11 tahun lalu meninggal.
"Doa untuk Gus Dur yang sejak lama ingin FPI bubar. Tepat 11 tahun lalu, 30 Desember, beliau wafat, tapi cita-cita dan perjuangan beliau terus konteksual. Ilaruhi Gus Dur bisyafaati Rasulillah Al Fatihah,” kata Romli.
Berdasarkan catatan pemberitaan detikcom, pembubaran FPI tidak menjadi prioritas Gus Dur saat menjadi presiden Indonesia keempat. Padahal, Gus Dur mengaku sudah 15 tahun berjuang agar FPI dibubarkan.
Ketika ditanya kenapa tidak membubarkan FPI saat menjadi presiden, Gus Dur menjawab, "Orang kerja kan punya prioritas.
Prioritas saya untuk menjaga Indonesia tetap satu, tidak terurai," kata Gus Dur. Dia mengaku sudah 15 tahun lebih meminta FPI dibubarkan, tapi tidak ada yang mendengarkannya.
"Saya akan lebih berterima kasih lagi kalau FPI dibubarkan.
Saya minta agar FPI dibubarkan. Kalau tidak ya kita bubarkan sendiri. Memangnya hanya pemerintah yang bisa bertindak," katanya.
Yang kedua adalah, kalian pasti sudah bisa menebak, yaitu Ahok.
Keinginan ini mencuat karena FPI bertindak anarkis saat melakukan unjuk rasa, yang berakhir dengan kericuhan yang terjadi saat FPI menggelar demonstrasi menentang Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan menggantikan Jokowi yang menjadi presiden RI tahun 2014 lalu.
"Prinsip saya, semua ormas yang berlaku anarkistis dan ingin mengubah undang-undang dan Pancasila harus dibubarkan," kata Ahok.
Meski begitu, Ahok mengakui pembubaran FPI bukan perkara mudah. Alasannya, FPI bukan organisasi resmi dan tak berizin. "Mereka tak berizin. Kami sedang mencari caranya," kata Ahok.
Akan tetapi keinginan ini juga tidak terwujud, karena pada tahun 2016, dia tersangkut kasus penodaan agama yang membuatnya dibui selama dua tahun, dan juga lengser dari jabatannya karena kalah dalam Pilkada 2017.
Sebenarnya, pembubaran FPI ini agak terlambat. Seharusnya dari dulu FPI ini dibumihanguskan, petingginya ditindak tegas dan ditampar.
Tapi kekecewaan selama bertahun-tahun dibayar pada tanggal 30 Desember 2020. FPI resmi dilarang dan tidak boleh beraktivitas apa pun lagi. Dengan demikian impian Gus Dur dan keinginan Ahok membubarkan FPI terwujud sudah.
Keinginan ini dieksekusi dengan baik di masa kepemimpinan Jokowi pada periode kedua ini, meski awalnya harus sedikit kesal dan ngamuk kenapa FPI ini masih aja dibiarkan.
Saya anggap ini adalah bibit momentum yang ditanam pemerintah selama bertahun-tahun, dan sekarang waktunya memanen. Nanti saya buatkan jelaskan ini di artikel selanjutnya.
Gus Dur, Ahok, Jokowi. Tiga orang inilah yang patut diberikan acungan jempol. Gus Dur dan Ahok berani terang-terangan menentang FPI.
Tidak takut dengan ancaman, tidak gentar dengan ulah FPI. Tapi yang paling hebat itu Jokowi. Saya salut. Why?
Jokowi tidak lantang menyuarakan pembubaran FPI secara frontal. Diam. Kalem.
Sampai-sampai saya sendiri beberapa kali kesal dengan beliau, kenapa diem aja.
Ternyata di balik itu, rencana sedang dimatangkan sebelum memberantas FPI. Tahu-tahu eh, bubar.
Saya tak menyangka akan resmi dilarang secepat itu. Tapi salut deh buat Pak Jokowi dan jajarannya. Strategi merebus kodok ternyata benar-benar diterapkan.
Akhir kata, perjuangan masih belum selesai. Pelarangan FPI tidak akan serta merta menghilangkan radikalisme dan intoleransi begitu saja.
Akan tetapi, ini adalah sinyal kuat dari pemerintah bahwa FPI bukan siapa-siapa, levelnya kecil bagi negara
S: Seword
