INDONESIAKININEWS.COM - Perkembangan terbaru soal hasil uji klinis akhir vaksin Sinovac kembali disampaikan oleh otoritas Brasil. Agak sedi...
INDONESIAKININEWS.COM - Perkembangan terbaru soal hasil uji klinis akhir vaksin Sinovac kembali disampaikan oleh otoritas Brasil. Agak sedikit berbeda dari sebelumnya, Brasil kini menyebut bahwa hasil uji klinis vaksin Sinovac adalah 78 persen efektif.
Seperti diketahui, pada Desember lalu, penyelenggara uji klinis Sinovac di Brasil melaporkan bahwa tingkat efikasi CoronaVac berada di atas 50 persen.
Pengumuman hasil 78 efektif baru disampaikan oleh otoritas kesehatan serta pejabat Butantan Institute di Sao Paulo pada Kamis (7/1) kemarin.
Lebih lanjut, para pejabat mengatakan bahwa mereka akan memublikasikan rincian jika sudah disetujui oleh badan pengatur kesehatan Brasil, Anvisa.
Uji klinis tahap akhir di Brasil ini melibatkan 13.000 relawan. Tidak seperti penelitian vaksin lainnya, percobaan CoronaVac di Brasil melibatkan sukarelawan lansia, populasi yang sangat rentan.
Namun, menurut Reuters hingga AP News, dalam pengumumannya itu, otoritas tidak menyebut lebih detail tentang rincian lengkap data uji coba. Termasuk apakah hasil berdasarkan usia dan jenis kelamin atau jumlah sukarelawan asimtomatik dalam sampel. Mengingat data ini biasa dibutuhkan oleh banyak ahli epidemiologi untuk menilai apakah suntikan vaksin sesuai dengan standar keamanan.
Sebaliknya, para pejabat hanya mengatakan bahwa mereka akan memublikasikan rincian jika sudah disetujui oleh badan pengatur kesehatan Brasil, Anvisa.
Salah satu pendiri badan kesehatan Brasil, Gonzalo Vecina menjelaskan bahwa data yang terungkap sejauh ini sudah cukup memberikan gambaran tentang penggunaan darurat vaksin Sinovac.
"Secara umum, kami memiliki cukup informasi untuk melanjutkan pendaftaran dan penggunaannya (CoronaVac).
"Kami membutuhkan 320 juta vaksin untuk 160 juta warga Brasil, itu adalah populasi kami yang berusia di atas 18 tahun. Jika pemerintah federal tidak melakukannya, pemerintah negara bagian akan melakukannya, tetapi kita harus melakukannya dengan cepat. Kita sudah tertinggal jauh di belakang dibanding banyak negara lainnya," ucap Vecina.
Hal senada turut diungkap Cristina Bonorino yang duduk di komite ilmiah Masyarakat Imunologi Brasil.
Sembari menyebut hasil luar biasa, Bonorino memaparkan data akan dianalisis lebih lanjut oleh Anvisa.
"Hal penting adalah presentasi (hasil uji coba) selama konferensi pers ini. Mendapatkan data dan menganalisisnya adalah hal lain, itulah yang akan dilakukan Anvisa.
"Jika itu (hasil 78 persen efektif) yang mereka katakan, itu hasil yang luar biasa," ucapnya.
Karena itulah, seraya mengutip pendapat ahli, Reuters ikut menyebut bahwa pengumuman ini memicu pertanyaan terhadap transparansi hasil uji Sinovac secara global.
"Itu tidak jelas atau transparan. Mereka menyajikan hasil sekunder dalam mencegah kasus ringan, kasus serius dan rawat inap, tetapi bukan kemanjuran dalam mencegah penyakit, itu kata Denise Garrett, seorang ahli epidemiologi dari CDC, Amerika Serikat.
"Pengungkapan hasil studi CoronaVac global yang sedikit demi sedikit telah menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi uji coba, yang tidak terbantu oleh konferensi pers Butantan," tulis Reuters.
Meski begitu, pemerintah negara bagian Sao Paulo dilaporkan tetap akan meminta persetujuan darurat vaksin dari regulator kesehatan federal Brasil.
Mengingat menurut rencana Gubernur Joao Doria, kampanye vaksinasi untuk 46 juta penduduk Sao Paulo akan dimulai pada 25 Januari mendatang.
s. akurat.co