INDONESIAKININEWS.COM - Rizieq Shihab ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kerumunan massa di Petamburan, Jakarta Pusat beberapa waktu ...
INDONESIAKININEWS.COM - Rizieq Shihab ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kerumunan massa di Petamburan, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu dianggap telah melanggar aturan terkait protokol kesehatan (prokes).
Dalam perjalanan kasusnya di Petamburan, Rizieq juga dikaitkan dalam kasus penghasutan.
Atas kasus yang menyeret Rizieq itu, aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Guntur Romli mengemukakan pendapatnya.
Melalui cuitannya di akun Twitter @GunRomli, ia berandai-andai apabila Rizieq berada di negara Turki yang dipimpin oleh Erdogan.
Guntur Romli juga menyebutkan bahwa Erdogan merupakan sosok yang dipuja oleh PKS dan kaum radikal lainnya di Indonesia.
“Andai Rizieq ada di Turki di bawah kekuasaan Erdogan (yg dipuja-puja PKS & klmpk2 radikal),” ujar Guntur Romli seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Jumat, 15 Januari 2021.
Menurutnya, Rizieq bisa jadi akan dihukum 1000 tahun penahanan jika Erdogan yang memegang kendali kekuasaan.
“Mungkin akan dihukum lebih 1000 tahun--seperti Harun Yahya,” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Guntur Romli mempertanyakan apakah masyarakat Indonesia ingin dipimpin sosok seperti Erdogan.
“Mau pemimpin seperti Erdogan di Indonesia?,” ucap Guntur Romli.
Selain itu, Guntur Romli juga menjelaskan bahwa konstitusi dapat berubah kapan pun ketika Erdogan adalah penguasanya.
“Konstitusi bisa diubah seenaknya,” katanya menjelaskan.
Andai Rizieq ada di Turki di bawah kekuasaan Erdogan (yg dipuja-puja PKS & klmpk2 radikal) mungkin akan dihukum lebih 1000 tahun--seperti Harun Yahya. Mau pemimpin seperti Erdogan di Indonesia? Konstitusi bisa diubah seenaknya.— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) January 14, 2021
Dalam kasus tersebut, dua orang tersangka lainnya yakni Direktur Utama RS Ummi, dr. Andi Tatat dan menantu Habib Rizieq, yakni Hanif Alatas.
Andi Tatat dilaporkan oleh Satgas Covid-19 Kota Bogor karena dinilai tidak transparan dan kooperatif saat diminta memberikan penjelasan mengenai hasil swab Rizieq Shihab.***
S:PikiranRakyat