INDONESIAKININEWS.COM - Politikus Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan pendiri Partai Ummat Amien Rais sebagai bentuk provokasi. Pernyata...
INDONESIAKININEWS.COM - Politikus Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan pendiri Partai Ummat Amien Rais sebagai bentuk provokasi. Pernyataan Amien Rais sendiri terkait pembubaran Front Pembela Islam (FPI).
“Saya mendengar kalimat-kalimat Amin Rais dalam video ini. Sama sekali tak mencerminkan akhlak luhur karena dengan mudah menyamakan sesuatu dengan kotoran-kotoran,” kata Ferdinand di akun Twitternya, Senin (4/1/2020).
Mantan kader Partai Demorkat itu menilai Amien Rais yang penah menjabat sebagai Ketua MPR tak mengetahui aturan soal pembubaran Organisasi Masyarakat (Ormas) secara jelas.
“AR juga tak melihat aturan yang berlaku di negara ini bahwa Pemerintah bisa membubarkan ormas yang menyimpang dari perundang-undangan. Pak AR, Anda provokatif..!,” tegasnya.
Sebelumnya, Amien Rais ikut menyorotipembubaran FPI oleh pemerintah melalui kanal YouTube pribadinya Amien Rais Official pada Sabtu (2/1/2021).
Amien Rais menilai, usai FPI dibubarkan dan dinyatakan terlarang berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB), kemudian muncul perizinan ormas tersebur boleh didirikan kembali meski dengan nama berbeda baginya adalah sebagai penenang sementara.
“Setelah FPI dibubarkan dan terlarang berdasarkan SKB enam tokoh itu, tiga menteri dan tiga pimpinan lembaga itu, maka sekarang ada semacam permen kecil seolah-olah FPI boleh asal ganti nama dan lain-lain,” kata Amien Rais.
Untuk itu, Amien Rais setuju dengan tanggapan Wakil Ketua Sekretaris Umum DPP FPI Aziz Yanuar yang menyebut SKB adalah kotoran peradaban.
“Jadi saya setuju dengan Aziz Yanuar, SKB itu kotoran-kotoran peradaban jadi sudah lah dibuang saja ke tempat kotor itu,” ucapnya.
Selanjutya, Amien Rais berharap bagi siapapun yang ingin mengusut tuntas kasus penembakan enam Laskar FPI, dirinya mengajak untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) sendiri.
“Nah saya mengharapkan sekarang begini, para kuasa hukum FPI dan kita semua yang masih punya sedikit kemauan daya juang mari kita buat TGPF sendiri,” tuturnya.
Amien Rais meminta siapa pun yang memiliki data dan bukti-bukti agar segera dikumpulkan menjadi satu lalu dibuat sebuah narasi yang rapi sehingga jelas dan mudah dipahami pembaca.
“Seluruh data yang kita miliki kita buat narasi yang rapi. Terjemahkan dalam bahasa Inggris, bahasa Arab, kemudian kita hidangkan ke masyarakat bangsa nasional dan juga internasional ya supaya ini gak berlalu begitu saja,” ujarnya.
Tujuan pembentukan TGPF ini lantaran sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memberikan izin sehingga, pembuatan ini adalah inisiatif sendiri untuk menemukan keadilan bagi FPI.
“Karena juga Pak Lurah (Presiden Jokowi) kan tidak mau TGPF ya, saya jadi ingat ada pepatah asing itu a fish rots from the head, ada juga a fish stinks first from the head-nya,” tuturnya.
Kemudian Amien Rais menerangkan makna dari pepatah tersebut, bahwa masalah terbesar terletak di elite atau pembesar negeri.
“Jadi ikan itu mulai busuk dari kepalanya, kemudian ikan menjadi busuk semuanya dari kepala, nah ini organisasi apa pun termasuk negara kalau rusak memang ya the head of the stinks. Jadi karena Pak Jokowi tidak mau nggak apa-apa, tapi kita tetap optimis,” ujanya.
Lebih lanjut, Amien Rais tidak ingin kasus penembakan enam Laskar FPI ini tidak ditindaklanjuti dan tidak menemukan titik terang.
Menurutnya jika kasus tersebut hilang begitu saja maka pertanda tidak ada harapan lagi untuk masa depan di negeri ini.
“Karena kalau sampai yang ini lewat harapan kita di masa depan makin buruk lagi, nanti rezim tangannya gatal untuk membabat setiap yang tidak disetujui, setiap oposisi, dan ini adalah lonceng kematian saya kira,” pungkas Amien Rais. (msn-pojoksatu/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id