INDONESIAKININEWS.COM - Budiman Sudjamtiko, politisi PDIP ini menanggapi pernyataan Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo bahwa saat ini, TN...
INDONESIAKININEWS.COM - Budiman Sudjamtiko, politisi PDIP ini menanggapi pernyataan Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo bahwa saat ini, TNI seperti masa Orde Baru.
Mantan aktivis '98 ini menyatakan kegeramannya melalui media sosialnya.
Ia menyatakan perbedaan TNI saat ini adalah tidak memiliki fraksi di DPR. Sebagai informasi, TNI POLRI memiliki wakilnya baik di DPR maupun MPR hingga 2009 dihapuskan.
"Militer Orba itu ada fraksinya sendiri di DPR & DPRD (tanpa dipilih lewat Pemilu), mengoordinasi badan inkonstitusional Bakorstranas & Bakorstranasda yg punya kuasa besar menangkap, menyekap & menginterogasi pendemo yg damai sekalipun." Cuit Budiman di akun twitter pribadinya, @budimandjatmiko pada Sabtu, 5 Desember 2020.
Kemudian ia membandingkan kondisi TNI saat ini yang tidak bisa lagi semena-mena, khususnya kepada pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah.
Sambil menceritakan peristiwa di masa lalu ketika menjadi aktivis, Budiman menyindir bahwa deklarator KAMI itu belum pernah berurusan dengan aparat TNI.
"Apa kini TNI punya kuasa spt itu? Kan tidak. Kini TNI tak bisa menangkapi, menyekap & menginterogasi pendemo2.
Saat Orba, cuma demo tanah aja kami diinterogasi di Bakorstranasda Jatim. Bapak blm pernah kan diinterogasi TNI era Orba? Masa' hrs saya yg ingatkan" tambahnya.
Cuitan ini ditanggapi oleh salah satu akun @OpikAf, ia membalas pernyatan mantan Ketua PRD (Partai Rakyat Demokratik) ini meledek bahwa TNI di masa Orba tidak sampai susah payah menurunkan baliho.
"Iya Beda Bgt Mas..Jaman Orba Ga Ada Tuh TNI Ikutan Nyopot Baliho.. "
Mantan anggota DPR RI di dua periode sebelumnya ini meladeni ledekan itu dengan bagaimana saat ia diinterogasi dan dianiaya oleh oknum TNI.
"Yg ada adalah nyopot baju dan celanamu (tinggal.pakai celana dalam) dan nyuruh kamu tidur di atas lantai semalam suntuk atau nyuruh kamu jalan berjalan menggunakan lutut di atas butiran kacang ijo yg berserakan di lantai..."
Lalu, ketua Innovator 4.0 menceritakan kembali penyiksaan yang dialaminya selama menjadi aktivis.
Tak hanya dilucuti hingga menggunakan celana dalam saja, ia juga pernah dianiaya lewat organ vitalnya yang membuatnya merasakan trauma.
"Anak ini belum pernah disetrum alat kelaminnya...(yg setelah keluar dr penyekapan menanggung rasa minder berlebihan kalau ketemu pacarnya)" pungkasnya.
Budiman Sudjatmiko merupakan satu dari sekian banyak aktivis yang saat ini terjun ke dunia politik.
Budiman sejak muda sudah aktif berorganisasi dan menjadi ketua partai, PRD pada usia kurang dari 30 tahun.
Atas sikapnya yang berseberangan dengan Orde Baru, ia harus merasakan dinginnya penjara selama 3,5 tahun.
Hal ini merupakan dakwaan yang dialamatkan kepada sebagai dalang dari Kudatuli (Kerusuhan 27 Juli).
Pengadilan memvonis pria berusia 50 tahun ini 13 tahun penjara, namun pada 10 Desember 1999 ia dibebaskan melalui amnesti yang diberikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).***
S: jurnalpresisi