INDONESIAKININEWS.COM - Kritikan pedas dilontarkan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Sil...
INDONESIAKININEWS.COM - Kritikan pedas dilontarkan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Silaen kepada Fadli Zon.
Itu setelah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menyandingkang kasus Benny Wenda dan Papua dengan kasus Habib Rizieq Shihab.
Menurut Samuel, baik kasus Benny Wenda maupun HRS sama-sama memiliki konsekuensi hukum.
Akan tetapi, kedua kasus tersebut sama sekali tidak pas untuk dipersamakan, apalagi disandingkan dengan kasus HRS.
“Perlu diingatkan kembali ke Fadli Zon, mungkin lupa teori penyelesaian masalah. Yakni, bagaimana menempatkan kasus pada kacamata yang pas, bukan karena subjektifitas,” ujarnya dikutip PojokSatu.id dari RMOL, Jumat (4/12/2020).
Melalui perspektif politik, Silaen menilai pernyataan Fadli Zon malah terkesan nyinyir.
Bahkan Samuel menilai ada kesan politis dari apa yang disampaikan Fadli Zon.
“Fadli Zon tak harus nyinyirin pemerintah melulu, karena Menhan Republik Indonesia itu pimpinannya di Partai Gerindra.” ingatnya.
“Jangan sampai publik menebak-nebak, apa sengaja dibiarkan atau disuruh? Atau bagaimana? Publik dibuat penasaran!,” sambung dia.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon
Samuel menjelaskan, kasus Benny Wenda sudah menyangkut lintas negara.
Sehingga membutuhkan cara penanganan yang tentu berbeda dengan penanganan kasus HRS.
“Jadi, salah jika kasus Benny Wenda menurut Fadli Zon dibiarkan,” ungkap dia.
Dalam kasus Benny Wenda, sambungnya, alat negara sejatinya sudah dan sedang bekerja melakukan tindakan.
“Hanya saja tidak dipublikasikan karena menyangkut hubungan antar negara sahabat,” jelas dia.
Sementara untuk kasus HRS, Samuel memandang wajar jika itu dijadikan prioritas pemerintah.
Karena, persoalan tersebut masih terkait dengan Covid-19 yang menjadi prioritas pemerintah, dan pengurusannya berada di dalam negeri.
Oleh karena itu, dia menyimpulkan nyinyiran Fadli Zon kepada pemerintah melalui pendekatan dua persoalan tersebut menunjukkan kualitas seorang politikus tersebut.
Terlebih lagi, Samuel juga mempertanyakan daya kritis Fadli Zon. Karena, kini dia tengah berada di dalam lingkaran pemerintah.
“Fadli Zon sepertinya ada yang belum tuntas di dalam kacamata politiknya. Atau dia ini hanya wayang yang sedang dimainkan oleh oknum diluar dirinya,” kritiknya.
Bisa saja, lanjutnya, Fadli Zon memang ‘disetting’ selalu ‘nyolot’ terhadap berbagai macam isu.
“Atau murni dari dirinya sendiri tanpa sensasional,” ungkapnya.
Kendati demikian, Samuel menganggap bahwa apa yang dilakukan Fadli Zon itu sah dan baik-baik saja.
S:Pojoksatu