INDONESIAKININEWS.COM - Insiden tertembaknya enam Laskar FPI oleh aparat kepolisian di Tol Jakarta-Cikampek pada Senin, 7 Desember 2020 puk...
INDONESIAKININEWS.COM - Insiden tertembaknya enam Laskar FPI oleh aparat kepolisian di Tol Jakarta-Cikampek pada Senin, 7 Desember 2020 pukul 00.30 WIB, menimbulkan banyak reaksi dan spekulasi. Bahkan media asing pun turut memberitakannya.
Untuk itu, mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), As'ad Said Ali, mencoba membagikan pandangannya mengenai operasi penguntitan dalam dunia intelijen.
Ia menerangkan, operasi penguntitan dalam dunia intelijen biasa disebut dengan penjejakan fisik atau physical surveillance. Operasi ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dari lawan.
Dalam operasi ini, mobil yang digunakan petugas minimnya berjumlah dua kali lipat dari jumlah mobil yang diikuti.
"Terjadinya aksi kekerasan antara beberapa anggota Polri dengan FPI di Karawang, mengusik saya untuk berbagi ilmu tentang “penguntitan”. Istilah yang lazim dalam dunia intelijen adalah “penjejakan fisik” atau “ physical surveillance “. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberadaan lawan", tulis As'ad di akun Facebook pribadinya pada Selasa, 8 Desember 2020.
"Kalau dengan mobil, minimal yang digunakan dua kali lipat dari jumlah mobil yang diikuti", tambahnya.
As'ad lalu menjelaskan, operasi ini bisa dibatalkan sewaktu-waktu jika dalam penguntitan pihak sedang dikuntit sudah menyadari atau minimal ada tanda-tanda curiga dengan para penjajak (penguntit).
Hal tersebut dilakukan tentu dengan pertimbangan keselamatan dan kelancaran misi.
Namun, jika dalam operasi tersebut terjadi tindak kekerasan atau bahkan pembunuhan, As'ad menduga adanya misi tertentu atau mungkin juga faktor kecerobohan dari intel yang bertugas.
"Kalau lawan curiga,penjejak bisa membatalkan misinya atau menekan lawan untuk menghentikan mobil , tetapi tetap berpura pura tdk menjejaki ybs, misalnya mengatakan ada kesalah pahamanan", jelasnya.
"Kalau sampai terjadi aksi kekerasan apalagi pembunuhan, maka misinya bukan surveillance, tetapi ada misi lain atau kecerobohan petugas. Walllahu a’lam. Negara telah membentuk team pencari fakta", tegasnya.***
S:Pikiran Rakyat