INDONESIAKININEWS.COM - Revolusi Akhlak yang diserukan oleh Rizieq Shihab (HRS) masih terus banjir tanggapan. Tanggapan yang belakangan da...
INDONESIAKININEWS.COM - Revolusi Akhlak yang diserukan oleh Rizieq Shihab (HRS) masih terus banjir tanggapan.
Tanggapan yang belakangan datang adalah dari salah satu tokoh yang juga bermarga Shihab, yaitu Prof. Quraish Shihab.
Pakar tafsir itu mengatakan, bahwa Revolusi Akhlak hanya akan jadi omong kosong jika tidak disertai dengan aktualisasi dari pilihan istilah "Revolusi Akhlak" itu sendiri.
Artinya, jika hendak melakukan Revolusi Akhlak, maka terlebih dulu harus mencerminkan diri sebagai sosok yang berakhlak.
"Satu kata bisa menjadi omong kosong, kalau tidak kita bergerak sesuai dengan isi kata itu. Anda mengulang-ngulang seakan ke Surabaya besok, tanpa bergerak maka tidak akan terjadi,” ucap Quraish Shihab sebagai terdapat dalam video yang diunggah Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, di akun Twitter miliknya @Abe_Mukti pada Kamis, 3 Desember 2020.
Sebab segala sesutau; dan setiap perubahan besar itu harus dimulai dari diri sendiri terlebih dulu.
Untuk itu, Quraish Shihab memberi contoh kisah seorang ulama yang gagal mengubah dunia.
“Ada seorang pernah bercita-cita mengubah dunia, tapi dia gagal. Maka dia turunkan targetnya mau mengubah bangsanya menjadi lebih positif, dia gagal juga. Ia turunkan lagi sukunya, gagal juga. Dia turunkan lagi, pada akhir usianya, ingin mengubah keluarganya,” tutur Quraish Shihab.
“Ketika Ia sampai dipembaringan maut, Ia berucap seandainya dulu saya memulai mengubah diri saya, boleh jadi setelah berubah, saya bisa mengubah keluarga,” imbuhnya.
Tak lupa, pengarang Tafsir Al-Misbah itu mengimbau agar seluruh masyarakat senantiasa menyebarkan kedamaian.
“Mari kita mulai dari masing-masing. Mari kita mulai mengubah keluarga kita, tidak usah muluk-muluk. Mari kita menyebarkan kedamaian, kalu tidak bisa ya kedamaian aktif, ya kedamaian pasif lah,” imbaunya.
“Apa yang saya maksud dengan kedamaian pasif, kalau Anda tidak bisa memberi jangan halangi orang yang memberi. Kalau Anda tidak bisa memuji, jangan mencela. Kalau Anda tidak bisa membantu, jangan menjerumuskan orang. Itu dulu deh. Kita sepakati orang demi orang,” tandasnya.***
S:pikiranrakyat