INDONESIAKININEWS.COM - Keputusan artis Nikita Mirzani untuk berhijab tentu saja mengejutkan banyak pihak. Bagaimana tidak? Selama ini wani...
INDONESIAKININEWS.COM - Keputusan artis Nikita Mirzani untuk berhijab tentu saja mengejutkan banyak pihak.
Bagaimana tidak? Selama ini wanita 32 tahun itu dikenal dengan pernyataan dia yang kontroversial.
Tidak hanya itu, keputusan Nikita untuk berhijab terkesan tiba-tiba lantaran malam sebelumnya dia masih menjadi pemandu acara di Konser Semifinal Piala Dunia 2018.
Namun rupanya ibu dua anak itu sudah berencana untuk berhijab sejak tiga tahun yang lalu.
Nikita merencanakan dia akan berhijab tahun 2019.
Sebelum 2019, ternyata Nikita sudah mantab berhijab.
Dia menegaskan keputusan ini tidak dipengaruhi oleh siapa pun.
Nikita berharap bisa istiqomah dalam berhijab.
Dalam video yang diunggah Irfan Hakim di channel Youtube, Nikita membenarkan jika dia pernah menimba ilmu di sebuah pesantren.
Tepatnya di pesantren gontor.
Dilansir dari Wikipedia, tertulis Pondok Modern Darussalam Gontor di keterangan pendidikan.
"Pernah di Gontor dua tahun tujuh bulan," tutur Nikita.
Nikita menuturkan jika bisa bertahan sampai tiga tahun, dia bisa menjadi ustazah.
Menjadi ustazah adalah harapan almaruh ayah Nikita.
"Harusnya tuh, harusnya kalau sampai tiga tahun jadi ustazah," kata Niki.
Memutuskan untuk masuk ke sekolah berasrama juga merupakan keputusan Nikita Mirzani.
Gayung bersambut, niat baik Nikita mendapat respons positif dari orangtua.
"Pingin sendiri, ngomong ke papa, papa kebetulan juga senang banget ya udah langsung ke sana," kenang Nikita.
Nikita yang saat itu baru lulus SD harus mengikuti tes agar bisa masuk ke Gontor.
"Dan kebetulan kan kalau masuk Gontor ga segampang pesantren lain jadi kalau ga lulus ga bisa masuk," terang Niki.
Sayangnya, penulis buku The Naked itu hanya bertahan selama dua tahun.
"Tapi kenapa cuma dua tahun pas di Gontor?" tanya Irfan Hakim lebih lanjut.
Terang-terangan Niki menjawab dia tidak kuat mengikuti pelajaran yang tidak bisa dibilang sedikit.
"Ga kuat karena pas masuk tahun pertama aja udah huruf gundul semua kan harus pakai harakat sendiri.
Waktu itu pertama sekamar dengan orang Australia, Singapura, banyak jadi itu dari mancanegara dan itu semua baru belajar.
Cuma kan Niki pas lulus SD kan belum terlalu paham sama agama," jelas Niki.
"Cuma bisa ngaji aja tapi ga tahu taruh harakatnya di mana terus tahun pertama aja pelajarannya ada 23 terus setiap tahun kalau mau pulang harus hafalin satu juz gitu," tambah dia.
Tahun pertama berhasil Nikita lewati dengan baik.
Di tahun kedua, Nikita tidak diperbolehkan pulang karena tidak sanggup menghafalkan satu juz.
"Dan tahun kedua ga bisa pulang karena ga hafal juz," kata Niki.
Menjalani berbagai aktivitas selain belajar membuat kondisi tubuh Nikita lemah.
Bahkan dalam setahun Nikita sakit tifus sebanyak tiga kali.
"Sampai rambut rontok, tifus tiga kali dalam satu tahun gitu," jelas dia.
Orangtua mana yang tega melihat anaknya menderita?
Akhirnya Nikita dibawa pulang oleh orangtua.
"Jadi orangtua ga tega, jadi bokap 'ya udah deh pulang aja' karena sering sakit-sakitan," ujar dia.
Selepas keluar dari pesantren, Nikita masih mengenakan hijabnya.
Namun dia makai hijab hanya saat di depan orangtua.
"Keluar dari pesantren pun sekolah masih pakai hijan, cuma balik lagi pergaulan.
Dari rumah pakai kerudung sampai sekolah lepas," kata dia.
Saat almarhum ayah Nikita tahu, rambut Nikita dipotong hingga tak berbentuk.
"Dibotakin bukan dibotakin gitu tapi dipotong asal-asalan akhirnya harus pakai hijab lagi terus dipindahin ke sekolah ke Muhammadiyah madrasah terus bertahan 1,5 tahun terus lepas lagi," tutur Nikita.
S:tribunjateng