INDONESIAKININEWS.COM - Meski sudah 20 tahun mandiri, namun negara kecil ini masih masuk dalam kategori negar termiskin di dunia dengan ata...
INDONESIAKININEWS.COM - Meski sudah 20 tahun mandiri, namun negara kecil ini masih masuk dalam kategori negar termiskin di dunia dengan atau berada di ururuan 152 dari 162 negara di dunia
Masalah pengangguran dan korupsi ditengerai menjad biang negara ini sulit bangkit dari jurang kemiskinan
Bahkan, sudah msikin namun anggota palermen sampai baku hantam saat sidang dewan
Belakangan negara Timor Leste memang kerap mendapat sorotan, dari beberapa media tanah air.
Maklum saja, negara itu memang pernah memiliki hubungan sebagai bagian dari wilayah Indonesia.
Tetapi kini wilayah itu melepaskan diri dari Indonesia, dan memilih merdeka sebagai negara yang mandiri.
Meski secara resmi telah 18 tahun merdeka, Timor Leste tak kunjung kaya, dan bahkan justru kondisi
ekonominya semakin terbelit.
Menurut Forbes, diperkirakan negara itu akan bangkrut tahun 2027, akibat pengeringan ladang minyak yang terjadi pada 2022.
Selain itu, beberapa bulan lalu terungkap juga bagaimana bobroknya pemerintahan di Timor Leste.
Menurut Asia Pasific Report, sebuah pemangdangan mengejutkan tertangkap kamera terjadi pada bulan Mei 2020.
Anggota parlemen di Timor Leste justru terlibat baku hantam ketika sedang melaksanakan rapat.
Kekacauan itu bahkan disiarkan di media sosial dan dilaporkan oleh Konsultan Media Bob Howart, yang melaporkan bahwa polisi juga dipanggil ke parlemen ketika kekacauan meningkat.
Koresponden kantor berita Lusa Antonio Sampaio memberikan komentar dalam bahasa Portugis, kata Howarth.
"Semua kekacauan, menurut komentar itu, datang dari mantan perdana menteri dan anggota partai CNRT," katanya.
"Rapat itu kacau, meja teratas dihancurkan, diduga oleh seorang anggota parlemen CNRT. Yang lainnya ditahan setelah mengayunkan kursi. "
Dengan teriakan "ilegal" dan "penyerangan terhadap kekuasaan", para deputi (anggota parlemen) menggedor meja panjang di salah satu bidang meja yang biasanya diduduki
Di ujung lain meja, Wakil Presiden Angelina Sarmento , dari PLP, berulang kali mencoba dengan mikrofon untuk memulai rapat paripurna secara resmi.
Rekaman ricuhnya suasana rapat di Timor Leste.
Tetapi setiap setiap dia berbicara, di sisi lain anggota oposisi mulai menggedor meja, diiringi tepuk tangan dan hentakan riuh lainnya di sisi meja paripurna.
Tanpa mendengar orasi Angelina Sarmento, mayoritas bangku Fretilin, PLP dan KHUNTO malah mengacungkan kartu suara hijau.
Pemungutan suara "simbolis" mendukung pemecatan Presiden Parlemen Nasional, Aaron Noah Amaral, tetapi tanpa validitas di bawah proses parlementer.
Selama dua hari berturut-turut, Parlemen Timor mengalami saat-saat ketegangan, yang memburuk hari itu dengan anggota CNRT pada bulan Mei.
Polisi sampai dipanggil untuk mengawal jalannya rapat dan menjaga keamanan.
Ketegangan berawal ketika wakil presiden parlemen mencoba menduduki area meja untuk membuka rapat paripurna, mengingat dia memiliki legitimasi untuk melakukannya karena Presiden Amaral belum hadir.
Beberapa anggota berkumpul di area meja parlemen, dengan anggota CNRT berpaling ke meja Amaral untuk mencegah dimulainya sidang paripurna.
Dalam skenario teriakan dan dorong, dengan deputi dari berbagai pihak naik ke area meja, Petugas Polisi Nasional ( PNTL ) Timor Leste sampai mengambil alih.
Pada hari berikutnya, tiga partai koalisi yang berkuasa menuduh Amaral "menyalahgunakan kekuasaan, menentang negara dan subversi" karena melumpuhkan prosedur parlementer.*
Sumber : tribunnews