INDONESIAKININEWS.COM - Isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dilengserkan semakin memanas. Hal ini juga sempat disoroti sejumlah tokoh. B...
INDONESIAKININEWS.COM - Isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dilengserkan semakin memanas. Hal ini juga sempat disoroti sejumlah tokoh.
Bahkan, mantan Panglima Tinggi TNI Gatot Nurmantyo dan Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harus pun sempat membahas mengenai ini dalam perbincangan mereka.
Refly mengungkap adanya kelompok yang disebut-sebut ingin melengserkan pemerintahan Jokowi di Indonesia.
"Ada kelompok-kelompok yang ingin menjatuhkan pemerintahan Jokowi," tutur Refly seperti dikutip Portal Jember dari kanal Youtube Refly Harun.
Diberitakan Portaljember.com sebelumnya dalam artikel "Isu Jokowi Akan Dilengserkan Memanas, SBY Bongkar Fakta Mengejutkan: 'Dibidik dan Harus Jatuh'. Bahkan, Refly menyebut ada tokoh besar yang terlibat dalam rencana tersebut.
Meski begitu, politisi PDIP Tubagus Hasanuddin menyebut bahwa isu ini bagaikan mimpi di siang bolong.
"Rasanya seperti mimpi di siang bolong kalau kemudian ada yang bercita-cita melengserkan presiden pilihan rakyat," tutur Hasanuddin, seperti dikutip Portal Jember dari RRI, Rabu, 14 Oktober 2020 lalu.
Tulisan yang diunggah ke Facebook pada 27 Januari 2020 tersebut membahas mengenai kasus keuangan salah satu BUMN, yakni PT Asuransi Jiwasraya.
Awalnya, SBY tak ambil pusing dengan kasus tersebut. Bahkan, ketika kasus ini disebut bermula sejak 2006, SBY belum terlalu menanggapi.
Apa yang terjadi? Kenapa isunya dibelokkan? Kenapa dengan cepat dan mudah menyalahkan pemerintahan saya lagi?" tulis SBY, seperti dikutip Portal Jember dari Facebook Susilo Bambang Yudhoyono.
Alasannya sungguh membuat saya “geleng kepala”. Katanya... untuk menjatuhkan sejumlah tokoh," tutur SBY
"Ada yang “dibidik dan harus jatuh” dalam kasus Jiwasraya ini," sambungnya.
SBY pun mengungkap tokoh-tokoh yang dimaksud. Salah satunya adalah Jokowi.
"Menteri BUMN yang lama, Rini Sumarno harus kena. Menteri yang sekarang Erick Thohir harus diganti. Menteri Keuangan Sri Mulyani harus bertanggung jawab. Presiden Jokowi juga harus dikaitkan," terangnya.
Lebih lanjut, SBY mengungkap bahwa ia mengenal Sri Muyani, Rini, dan Erick sebagai sosok kompeten dan mau bekerja keras.
Pun dengan Jokowi yang belum tentu mengetahui soal penyimpangan di Jiwasraya.
"Prinsipnya, jangan memvonis siapapun sebagai bersalah, sebelum secara hukum memang terbukti bersalah," tegasnya.
SBY kemudian mengungkap hal serupa pernah terjadi ketika ia memimpin Indonesia. Saat itu, usai Pemilu 2009 politik Indonesia sempat kacau karena isu bail-out Bank Century.
Seperti halnya kasus Jiwasraya, saat itu yang dibidik adalah Sri Mulyani, Boediono, dan jika bisa SBY juga dilengserkan.***
SBY secara terang-terangan mengaku tak terima atas tudingan mengejutkan itu. Namun, ia lebih terkejut saat tahu adanya pihak yang ingin dibentuk Pansus.
sc:ruangterang