INDONESIAKININEWS.COM - Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul merespons kabar yang menyebut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Ri...
INDONESIAKININEWS.COM - Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul merespons kabar yang menyebut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab segera pulang ke tanah air dan akan memimpin revolusi di Indonesia.
Awalnya, Ruhut secara tidak langsung menyindir Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis yang sebelumnya mengabarkan rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS), dan memimpin revolusi di NKRI.
Kabar itu disampaikan Kiai Sobri saat Aliansi Nasional Anti Komunis Negara Kesatuan Republik Indonesia (ANAK NKRI) menggelar Aksi 1310 menolak UU Cipta Kerja di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).
Belakangan, salah satu Korlap Aksi 1310 Damai Hari Lubis membeberkan banyak yang salah menafsirkan maksud dari kata revolusi yang disampaikan Ketua Umum FPI Kiai Shobri Lubis.
Menurut Damai, revolusi yang dilakukan FPI bersama Habib Rizieq Shihab nanti sama sekali tidak mengubah Pancasila menjadi trisila atau ekasila, melainkan revolusi akhlak.
"Siapa raja ngeles? Ya kadrun. Kenapa, karena jelas orasinya waktu demo menolak UU Cipta Kerja 13 Oktober menyemangati para pedemo mengatakan bosnya segera kembali & akan memimpin revolusi menjatuhkan Pak Joko Widodo Presiden RI ke-7, eh sekarang ngeles revolusi akhlak MERDEKA," tulis Ruhut lewat akunnya di Twitter, Senin pagi (19/10).
Saat dikonfirmasi jpnn.com, Ruhut membenarkan unggahannya di Twitter. Dia menilai petinggi FPI sekarang berdalih soal pernyataan revolusi yang dilontarkan saat Aksi 1310 itu.
"Bukan mereka kalau enggak kerjanya ngeles, kalau sudah sadar salah. Dan tidak pernah mengakui kesalahannya. Jelas kok, pidatonya itu aku dengar menjatuhkan Pak Jokowi, sampai Pak Jokowi jatuh," ucap Ruhut kepada jpnn.com.
Mantan anggota Komisi III DPR ini menilai revolusi yang diteriakkan pimpinan FPI saat Aksi 1310, berbeda dengan penjelasan berikutnya bahwa yang dimaksud adalah revolusi akhlak, mirip dengan revolusi mental ala Presiden Jokowi.
"Apa itu revolusi akhlak? Kan jauh sekali. Dan menyamakan dengan revolusi mental, ya lain dong. Dia sudah menang jadi presiden? Lain. Ini memang dulu dong dia jadi presiden, tapi siapa yang dukung? Masa ormas bisa mendukung calon presiden, yang bisa kan partai politik," tutur Ruhut.
Selain itu, Ruhut menilai ada pembohongan publik terkait rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab yang dikatakan pencekalannya oleh otoritas Arab Saudi telah dicabut.
"Sudah itu pembohongan, nyatanya benar apa yang dikatakan duta besar kita di Arab Saudi; masih merah (red notice, red), enggak bisa (keluar Saudi, red). Kan kesalahan dia juga kan. Itu kan UU di sana yang dia langgar. Enggak ada urusan sama kita (pemerintah RI, red) kok dia enggak bisa pulang," jelas Ruhut.
Terakhir, Ruhut memandang seruan revolusi yang disampaikan pimpinan FPI itu sudah tidak relevan lagi di Republik Indonesia.
"Sudah enggak relevan. Akhirnya kan kelihatan, maaf saja kalau enggak enak gua bilang, gua pinjam kata-kata siapa, Rocky Gerung, kelihatan banget dungunya kan. Kalau lihat pidato itu sudah jelas kok membakar (semangat) pedemo dengan semangat begitu," pungkas Ruhut Sitompul.
sc:Jpnn