Rizal Ramli dalam acara Talkshow di kanal Youtube Karni Ilyas Club, Jumat (23/10/2020) INDONESIAKININEWS.COM - Rizal Ramli menyebut mantan ...
 |
| Rizal Ramli dalam acara Talkshow di kanal Youtube Karni Ilyas Club, Jumat (23/10/2020) |
INDONESIAKININEWS.COM - Rizal Ramli menyebut mantan Presiden SBY ( Susilo Bambang Yudhoyono )sebagai sosok yang sangat pelit.
Penjelasan itu disampaikan Rizal Ramli dalam talkshow di kanal Youtube Karni Ilyas Club yang ditayangkan pada Jumat (23/10/2020) mulai pukul 20.00 WIB.
Dalam acara bincang-bincang yang dipandu oleh wartawan senior Karni Ilyas itu, Rizal Ramli pada mulanya berkisah tentang Islamophobia yang berkembang di orang-orang di sekitar Jokowi.
Islamophobia yang berujung dengan unjuk rasa kelompok umat Islam yang dikenal dengan aksi 212 dan 411.
Dua minggu sebelum aksi 212, Jokowi memanggil Rizal Ramli ke Istana Negara.
"Pak Jokowi nanya, Mas Rizal siapa di belakang 411 dan 212. Kayaknya, berdasarkan laporan intel ada 2 sampai 3 juta orang," sebut Rizal Ramli.
"Pasti ada bandarnya," sebutnya.
Lalu Rizal Ramli bertanya, siapa bandar yang dimaksud.
"SBY ngabisin Rp 100 miliar. Siapa sumbernya, Luhut bilang SBY Rp 100 miliar," katanya.
Kemudian Rizal Ramli membantah tuduhan Jokowi.
"Mas Jokowi, aku itu kenal banget dengan SBY. Dia itu Raja Pelit mas. Kalo Rp 5 Miliar mungkin, Rp 10 miliar masih mungkin. Rp 20 miliar nggak mungkin. Kalo Rp 100 miliar, udah pasti boong. Ngakak-ngakak saya ketawa," sebutnya.
Lalu Rizal Ramli menjelaskan, aksi 212 dan 411 adalah aksi organis, yang berasal dari masyarakat bawah.
Mereka bergerak karena kecewa Islam diganggu.
"Tapi saya kan baik dengan Islam," kata Jokowi seperti diceritakan Rizal Ramli.
Akhirnya, sebut Rizal Ramli, ia memberi kuliah selama 2 jam kepada Jokowi di Istana negara untuk menjelaskan akan arti penting aspek sosiologis dan antropologi politik masyarakat Indonesia.
Awal Kenal dengan Jokowi
Salah satu yang diceritakan mantan Menteri Keuangan di zaman Presiden Gus Dur itu adalah hubungannya dengan Jokowi.
Saat itu, Karni Ilyas bertanya tentang awal mula perkenalan Rizal Ramli dengan Jokowi.
Rizal Ramli berkisah, pada mulanya, ia kenal dengan Jokowi saat dia masih duduk sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saat itu, Jokowi mendatangi Rizal Ramli dan berdiskusi tentang mandegnya proyek MRT di Jakarta.
Jokowi mengeluh tentang biaya pembangunan MRT yang dimodali oleh konsorsium Jepang JICA.
Saat itu, Jokowi meminta Rizal Ramli membantunya menyelesaikan persoalan itu.
Kebetulan saat itu, Rizal Ramli menjadi penasehat ekonomi PBB bersama sejumlah ahli Ekonomi,
salah seorang dari mereka adalah bos JICA bernama Tanaka.
Tak berapa lama setelah berjumpa Jokowi, Rizal Ramli menghadiri acara bersama Tanaka di New York.
Saat itu, Rizal meminta Tanaka untuk renegoisiasi kontrak terkait dengan mahalnya biaya yang disepakati dalam kerjasama itu.
"Tanaka setuju. Dan dia mengatakan, segera melakukan negosiasi ulang atas kerjasama itu," sebut Rizal Ramli.
"Kemudian dari New York saya telepon Jokowi. Mas Jokowi hoki banget nih. Baru minta tolong ke saya seminggu, bosnya JICA langsung setuju nih. Minggu depan mereka ke Jakarta untuk negosiasi," sebut Rizal Ramli.
"Dan akhirnya, MRT jalan," tambahnya.
Tak berapa lama kemudian, Jokowi mengirim Ahok menemui Rizal Ramli..
Dan meminta Rizal Ramzil menjadi komisaris utama MRT.
"Saya bilang ke Ahok. Saya itu gak nyari kerjaan. Gua sibuk," sebutnya.
Dua Kali Dijegal JK
Saat pilpres pada 2014 lalu, Jokowi maju bertarung sebagai salah seorang kandidat.
Dalam pilpres tersebut, Jokowi sukses keluar sebagai pemenang.
Dan ia pun didapuk menjadi Presiden Indonesia ke 7.
Usai duduk di kursi Presiden, Jokowi ternyata tidak lupa dengan Rizal Ramli.
Ia kembali meminta bantuan Rizal Ramli untuk menjadi pembantu di kabinet menjadi seorang menteri.
Keinginan Jokowi, Rizal Ramli duduk sebagai menteri Ekonomi dan Keuangan.
"Tapi JK selalu blok saya kan. Pokoknya JK gak mau Rizal pegang ekonomi sama keuangan," kata Rizal.
Rizal mengatakan, kabar penganjalan oleh JK itu didapatkannya dari cerita Jokowi.
"Saya maunya, saya jadi Presiden. Mas Rizal jadi Menko Perekonomian. Pak JK gak setuju," katanya.
Rizal mengatakan, pengganjalan yang dilakukan oleh JK terhadap dirinya juga terjadi di zaman pemerintah Presiden SBY.
"Bahkan SBY sudah tandatangan. Rizal Ramli menko diganjal sama JK. Abis itu, SBY pertahankan jadi menteri keuangan, dia (JK) tidak setuju lagi. SBY minta Rizal Ramli jadi Menteri BUMN, dia (JK) tidak setuju lagi. Last minutes, saya ditunjuk menteri perindustrian, kabinet SBY pertama. Saya nolak," sebutnya.
s: tribunnews.com
