INDONESIAKININEWS.COM - Keberadaan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terus menjadi pro dan kontra. Menurut pengamat politik, Ray ...
Menurut pengamat politik, Ray Rangkuti, munculnya KAMI justru akan menganggu stabilitas negara, khususnya dalam hal politik.
Hal itu diungkapnnya dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Jumat (2/10/2020).
pernyataan tersebut langsung ditanggapi oleh Komisi Hukum dan HAM KAMI, Eggi Sudjana.
Menurutnya, tidak ada tujuan dari KAMI untuk menganggu stabilitas politik, melainkan justru sebaliknya, untuk mengawasi dan mengontrol jalannya pemerintahan.
Dirinya lantas menantang supaya menangkap deklarator KAMI, yakni Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo jika memang dianggap instabilitas.
Ia menambahkan bahwa Gatot sendiri disebut sudah menyatakan kesiapannya untuk ditangkap andai menggangu kestabilan politik.
"Orang-orang di KAMI itu sangat siap, kalau dianggap menggangu stabilitas kan urusan kalian, kalian yang merasa instabilitas atau tidak," kata Eggi Sudjana.
"Kalau dianggap instabilitas, tangkap aja Gatot, berani enggak?" tegasnya.
Eggi Sudjana kemudian justru menyinggung soal posisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia meminta supaya Jokowi bisa sadar diri melihat kondisi yang tengah terjadi di Republik ini.
"Satu lagi soal presiden, itu gampang kalau presidennya tahu diri," ucapnya.
"Soeharto tahu diri, mengundurkan diri, Gus Dur juga tahu diri, dia enggak mau melawan, kemudian BJ Habibie tahu diri tidak lagi memperjuangkan posisinya," lanjutnya.
"Saya enggak nyuruh mundur, tapi konsep tahu diri," tegasnya.
Mendegar ucapan dari Eggi Sudjana yang membawa-bawa Jokowi supaya sadar diri dan membanding-bandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya, Rey pun merasa KAMI ada keinginan atau tujuan meminta supaya Jokowi mundur.
"KAMI itu sudah mengajukan Presiden untuk mengundurkan diri?" kata Rey.
"Itu penafsiran Ray, tapi yang saya bilang tahu diri," jawab Eggi mengelak.
Menanggapi hal itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin ikut buka suara.
Ia menegaskan bahwa kemunculan KAMI tidak ada pengaruhnya terhadap pemerintah, apalagi sampai menganggu konsistensi negara.
Ali Ngabalin hanya berharap supaya keberadaan KAMI benar-benar memberikan pengaruh positif, apalagi di tengah pandemi Covid-19.
"Dalam urusannya dengan KAMI sama sekali tidak membuat pemerintah atau istana itu geram," ungkap Ali Ngabalin.
"Karena dalam situasi seperti hari ini dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara, Bang Eggi itu disuruh menjadi jarum supaya kasih tahu kepada yang lain, agar di dalam situasi seperti hari ini mari bareng-bareng kita pikir dulu bersama-sama pemerintah bagaimana upaya menyelesaikan Covid-19 ini," harapnya.
Sumber : Tribunnews