Asep (kanan) korban salah sasaran saat polisi mencari perusuh demonstrasi mahasiswa di Lampung. (foto: tribunnews) INDONESIAKININEWS.COM - ...
Asep (kanan) korban salah sasaran saat polisi mencari perusuh demonstrasi mahasiswa di Lampung. (foto: tribunnews) |
Sejumlah oknum polisi tersebut diduga salah sasaran dan menangkap warga yang tidak berkaitan dengan demonstrasi, ketika mencari perusuh pada Rabu (7/10/2020) malam.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, kasus salah tangkap ini sudah masuk Bidpropam Polda Lampung.
"Kami sudah kantongi identitas dari para oknum tersebut, sudah masuk Bidpropam Polda Lampung," kata Pandra saat dihubungi, Sabtu (10/10/2020) malam.
Pandra menambahkan, pemeriksaan akan dijadwalkan sambil menunggu kondisi fisik dan psikis yang bersangkutan pulih.
"Belum bisa diperiksa, karena demonstrasi terjadi sejak tanggal 7 hingga 9 Oktober kemarin," kata Pandra.
Pandra memastikan, para oknum polisi itu akan diperiksa secara internal jika kondisi fisik dan psikis mereka pulih.
"Polisi juga manusia, mereka perlu menenangkan diri dahulu secara fisik dan psikis setelah menjaga demonstrasi kemarin," kata Pandra.
Kronologi
Diberitakan sebelumnya, diduga salah sasaran saat mencari perusuh demonstrasi tolak Omnibus Law, aparat memukuli seorang warga yang tidak tahu menahu.
Insiden salah sasaran itu menimpa Asep Nasrullah (23) warga Jalan Way Jernih, RT 04 LK I, Sukarame II, Telukbetung Barat pada Rabu (7/10/2020) kemarin.
Asep menuturkan, pada saat kejadian dia sedang berada di minimarket yang berada di Jalan Wolter Monginsidi, sekitar pukul 20.00 WIB.
Asep mengaku tidak mengetahui sore hari, terjadi kerusuhan saat demonstrasi mahasiswa menolak omnibus law di depan gedung DPRD Lampung.
Ia juga tidak mengetahui jika malam itu aparat kepolisian sedang mencari para perusuh demonstrasi.
"Saya lagi janjian mau COD (cash on delivery) jual beli hape, tiba-tiba ada banyak orang masuk ke dalam (minimarket), ya saya ikut masuk," kata Asep saat ditemui di rumahnya, Kamis (8/10/2020) malam.
Sejurus kemudian, beberapa aparat kepolisian berpakaian pelindung lengkap datang dan memerintahkan agar semua orang di dalam minimarket keluar.
Dipukul Pakai Tameng dan Pentungan
Begitu keluar, sejumlah aparat menuduhnya menjadi massa demonstran yang rusuh lalu memukuli Asep menggunakan tameng dan pentungan.
"Pas keluar (saya) langsung dipukul. Saya sempat bilang nggak ikut demo, tapi masih ada yang mukul," kata Asep.
Salah satu aparat sempat mendengar penjelasan Asep dan bertanya secara detail.
Asep pun menjelaskan bahwa dia adalah karyawan konter ponsel dan sedang menunggu orang untuk transaksi jual-beli.
Dilepaskan Tanpa Permintaan Maaf
Mendengar penjelasan itu, Asep dilepaskan namun tanpa permintaan maaf ataupun dibawa ke rumah sakit.
Asep mengatakan, akibat pemukulan itu kepalanya mengalami memar dan sakit.
"Sempat dibawa ke rumah sakit, diminta CT Scan, tapi ga ada biaya, jadi pulang ke rumah," kata Asep.
Ketua RT setempat, M Sadri mengatakan, Asep benar adalah warganya dan tidak mengikuti aksi demonstrasi pada hari kejadian.
"Dia (Asep) iya warga saya, dia nggak ikut demo, siang hari pas demo dia itu lagi kerja," kata Sadri.
Sadri pun menyayangkan peristiwa yang menimpa warganya itu. Sadri meminta agar kepolisian lebih bijak saat terjadi peristiwa seperti kerusuhan kemarin.
Terkait peristiwa salah sasaran ini, beberapa pejabat kepolisian di Mapolresta Bandar Lampung maupun Polda Lampung belum memberikan tanggapan secara detail.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad (Pandra) hanya membalas singkat konfirmasi terkait peristiwa itu.
"Baik, Mas, dihimpun infonya," kata Pandra melalui pesan WhatsApp, Jumat (9/10/2020).
s: tribunnews