Massa terobos pagar kantor kepresidenan Kirgizstan (foto: tribunnews) INDONESIAKININEWS.COM - Demo ricuh di sejumlah daerah menjadi sorotan...
INDONESIAKININEWS.COM - Demo ricuh di sejumlah daerah menjadi sorotan media asing dan juga media lokal.
Demo besar-besaran yang terjadi hampir terjadi di sejumlah penjuru negri itu akhirnya presiden menyatakan mengundurkan diri.
Presiden Kirgizstan Sooronbay Jeenbekov menyatakap siap undur diri demi mengakhiri kerusuhan pasca-pemilu yang melanda negara di Asia Tengah itu.
Dia mengatakannya dalam sebuah pidato yang diterbitkan di situs webnya pada Jumat (9/10/2020).
Sengketa pemilu Kirgizstan memicu demo dan kerusuhan yang menyebabkan satu orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Jeenbekov mengatakan, dia bisa mundur setelah tanggal pemilu baru ditetapkan dan perubahan dalam pemerintahan telah dikonfirmasi oleh parlemen serta kantor kepresidenan.
"Setelah otoritas eksekutif yang sah disetujui dan kami kembali ke jalur yang sah, saya siap meninggalkan jabatan Presiden Republik Kirgizstan," katanya dikutip dari AFP.
Pernyataan itu ia lontarkan hanya beberapa jam setelah kantor Jeenbekov mengatakan, pengunduran diri presiden tidak "dipertanyakan" dalam pembicaraan dengan para pemimpin politik, yang dipimpin partai-partai kalah dalam pemilihan parlemen.
Akan tetapi belum diketahui secara pasti apakah persyaratan yang diminta Jeenbekov bisa dipenuhi atau tidak.
Beberapa kekuatan politik berencana menggelar demo baru hari ini, dan kekhawatiran muncul atas potensi bentrokan antar pendukung.
Jeenbekov mengatakan, penegakan hukum harus memastikan bahwa anggota parlemen yang gedungnya tidak di bawah kendali negara dapat mengadakan sidang.
Presiden berusia 61 tahun yang menjabat sejak November 2017 itu menambahkan, dia ingin "melegitimasi pengangkatan" setelah beberapa politisi mengklaim posisi kepemimpinan di Kirgizstan.
Pada Jumat oposisi mengklaim telah menguasai kantor kejaksaan negara, komite keamanan nasional, dan Kementerian Dalam Negeri.
Seorang politisi juga memposisikan dirinya sebagai perdana menteri setelah dia dibebaskan dari penjara oleh para pendukungnya, pada kerusuhan Senin (5/10/2020).
Jika Jeenbekov mengundurkan diri, dia akan menjadi kepala negara Kirgizstan ketiga yang dilanda kerusuhan politik, setelah pemberontakan menggulingkan kepemimpinan presiden otoriter pada 2005 dan 2010.
Dilansir dari Kompas.com, ribuan orang menggelar protes Senin (5/10/2020) setelah dua partai mapan, salah satunya dekat dengan Presiden Sooronbai Jeenbekov, menurut hasil sementara menyapu kemenangan besar pada pemilu parlemen Minggu (4/10/2020).
Para pengunjuk rasa menuntut hasil pemilu harus dibatalkan. Media lokal melaporkan Selasa (6/10/2020), Komisi Pemilu menyatakan akan mempertimbangkan permintaan mereka.
Kantor berita Rusia RIA mengutip juru bicara Presiden Sooronbai Jeenbekov yang mengatakan, dia juga tidak menutup kemungkinan untuk membatalkan hasil pemilu yang jadi sengketa.
Polisi dilaporkan berusaha membubarkan protes di ibu kota Bishkek Senin malam, tetapi massa kembali ke alun-alun di pusat kota beberapa jam kemudian dan menerobos masuk ke gedung pemerintahan, kata situs web lokal.
Bangunan yang dikenal publik sebagai sebagai Gedung Putih sempat terbakar pada Selasa pagi, tetapi kobaran api segera dipadamkan.
Para pengunjuk rasa kemudian masuk ke markas besar Keamanan Nasional dan membebaskan mantan presiden Almazbek Atambayev, yang dijatuhi hukuman penjara lima tahun atas tuduhan korupsi setelah berselisih dengan penggantinya, Sooronbai Jeenbekov.
Kelompok-kelompok oposisi mengambil alih beberapa gedung pemerintahan lain, termasuk kantor wali kota, dan menunjuk kepala keamanan nasional mereka sendiri.
s: tribunnews.com