Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga (foto: liputan6) INDONESIAKININEWS.COM - Lima tahun lalu, Yoshihide Suga pernah dibuat kecewa ole...
INDONESIAKININEWS.COM - Lima tahun lalu, Yoshihide Suga pernah dibuat kecewa oleh Indonesia.
Pria yang saat itu menjabat sebagai sekretaris kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe, menyesalkan langkah pemerintahan Presiden Joko Widodo yang lebih memilih China ketimbang Jepang sebagai mitra proyek pembangunan kereta cepat pada 2015.
Padahal, Jepang sudah melakukan penjajakan atas proyek itu selama bertahun-tahun sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Sungguh sangat disesalkan," kata Suga, seperti dilaporkan AFP, 29 September 2015. "Sebuah langkah yang sulit dimengerti," tambahnya seperti dikutip dari Nikkei.
Pada saat itu, sejumlah analis memperkirakan bahwa hubungan Indonesia - Jepang bisa merenggang ke depannya. Namun, Jepang kemudian diberikan pengerjaan kereta semi-cepat Jakarta - Surabaya oleh Indonesia serta sejumlah 'proyek strategis nasional' lain, sebagai upaya untuk meyakinkan Tokyo bahwa Jepang tetap merupakan mitra strategis Indonesia.
Tepat lima tahun berlalu dan kini, pria yang pernah dibuat kecewa oleh Indonesia itu memilih untuk berkunjung ke Jakarta, sebagai salah satu rangkaian lawatan luar negeri pertamanya --selain Vietnam-- sejak menjabat sebagai perdana menteri baru Jepang pada September 2020, menggantikan Abe yang lengser akibat sakit.
Mengapa Vietnam dan Indonesia? Terlebih, negara yang terakhir pernah memberikan kesan tak mengenakkan bagi Yoshihide Suga.
Mengapa bukan: Amerika Serikat sebagai sekutu geopolitik terdekat; China sebagai mitra dagang #1 Jepang; atau Korea Selatan di mana keduanya tengah menegang?
Mengutip artikel opini penasihat khusus kabinet PM Yoshihide Suga, Kuni Miyake untuk the Japan Times (18/10/2020), berikut sejumlah alasan mengapa sang perdana menteri baru Jepang lebih memilih pergi ke Vietnam dan Indonesia sebagai lawatan luar negeri pertamanya ketimbang tiga negara lain di atas.
s: liputan6.com