INDONESIAKININEWS.COM - Pernyataan Puan Maharani terkait Sumatera Barat berujung panjang. Terbaru, politisi Partai Gerindra Fadli Zon berea...
Terbaru, politisi Partai Gerindra Fadli Zon bereaksi keras menanggapi ucapan putri Megawati itu.
Ucapan Puan Maharani yang menjadi polemik itu disampaikan saat pengumuman cagub-cawagub Sumbar yang didukung oleh PDIP.
Dalam acara tersebut, Ketua Bidang Politik dan Keamanan PDIP ini menyampaikan harapan agar Sumbar menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila.
"Rekomendasi diberikan kepada Insinyur Mulyadi dan Drs H Ali Mukhni. Merdeka!" tegas Puan Maharani pada Rabu (2/9/2020).
Lebih lanjut, Puan menuturkan harapannya pada provinsi Sumatera Barat.
"Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila," imbuh Puan Maharani.
Sejumlah tokoh Sumbar menyatakan keberatan dan mengkritik apa yang disampaikan putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut.
Kabar terkini, mantan wakil ketua DPR Fadli Zon turut bersuara.
Fadli menilai, orang Sumatera Barat mempunyai peran besar dalam mendirikan negara.
Fadli Zon menjelaskan, seharusnya Kota Bukittinggi mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat karena pernah menjadi basis perjuangan masa kemerdekaan.
Puan Maharani resmi menjadi Ketua DPR periode 2019-2024 yang ditetapkan dalam rapat paripurna perdana DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (1/10/2019). (Tribunnews/Jeprima)
"Saya melihat orang Sumbar itu dari dulu punya independensi cukup tinggi, egaliter, tidak bisa diatur dengan mudah, harus diyakinkan dengan memenangkan hati dan pikirannya," tegas Fadli Zon ditemui TribunPadang (grup TribunJakarta) pada Minggu (6/9/2020).
Fadli Zon menyatakan, memenangkan hati dan pikiran orang Sumbar tidak mudah apalagi dibeli dengan uang.
Hal itu sudah menjadi karakter jauh sebelum Indonesia merdeka.
"Karakter itu sulit untuk diubah, dan pernyataan (Puan, red) itu mungkin maksudnya tidak ada niat jelek. Sayangnya tidak diralat dengan cepat," jelas Fadli Zon.
Rekan Fahri Hamzah itu menyatakan, jika diralat lebih cepat dan akan lebih memudahkan untuk klarifikasi.
Pernyataan itu dinilainya membangkitkan semacam rasa etnonasionalisme.
"Karena orang Minang ini secara sejarah, punya banyak peran sejarah di masa lalu. Setidaknya ada tiga yang ikut merumuskan pancasila dari sini, Mohammad Hatta, M Yamin, Agus Salim," papar Fadli Zon.
Fadli Zon bahkan menyatakan, pahlawan nasional yang jumlahnya hampir 15 persen dari keseluruhan tokoh pahlawan nasional.
Meski demikian, bukan berarti tidak ada kontribusi dari yang lain, tetapi kebetulan di masa itu banyak sekali peranan tokoh Minang.
Fadli Zon menyatakan, majalah Tempo pernah membuat serial 4 pendiri republik dan 3 di antaranya orang Minang.
"Saya selalu mengatakan secara provokatif, berarti negara Indonesia ini sahamnya 75 persen orang Minang. Saya termasuk orang yang menginginkan Bukittinggi menjadi kota perjuangan," terang Fadli Zon.
Hal itu agar Bukittinggi diperhatikan khusus, seperti halnya Surabaya dijuluki Kota Pahlawan.
"Jadi kalau kota perjuangan Bukittinggi, maka dia punya saham dan anggaran dari pusatnya harusnya spesial," ucap Fadli Zon.
Bukittinggi,lanjut Fadli, memiliki peran yang sangat krusial karena pernah menjadi ibukota negara pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
"Alasannya cukup jelas, karena di Sumatera Barat pernah menjadi kekuatan negara di saat sangat-sangat krusial. Kalau tidak ada PDRI, tidak ada namanya Republik Indonesia lagi," tegas Fadli Zon.
S. Tribunnews