INDONESIAKININEWS.COM - Eep Saefulloh Fatah dipecat sebagai konsultan politik pasangan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman). ...
Sementara Anggota Polmark yang sedang bekerja diusir dari Makassar oleh tim pemenangan Appi-Rahman.
Pengusiran itu merupakan buntut dari pernyataan Eep Saefulloh yang mengingkari hasil survei Polmark yang dipublikasikan oleh Tim Pemenangan Appi-Rahman.
Sebelumnya, beredar luas sebuah meme hasil survei Polmark besutan Eep.
Menempatkan pasangan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman) di posisi unggul dibandingkan tiga pasangan calon lainnya.
Setelah dikonfirmasi oleh sejumlah wartawan, Eep membantah hasil survei tersebut. Eep mengaku tidak pernah membuat survei seperti itu.
Erwin Aksa sebagai Ketua Tim Pemenangan Appi-Rahman pun berang. Erwin langsung mengambil sikap memutus kontrak dengan Eep sebagai konsultan politik.
"Mengecewakan. Pak Erwin Aksa selaku Ketua Tim Pemenangan kecewa sekali dengan sikap Eep. Eep mengingkari hasil survei Polmark. Kultur orang Bugis-Makassar, dalam keadaan dan situasi apa pun, tidak akan pernah mengingkari bayi yang dilahirkannya," kata Fadli Noor, juru bicara Appi-Rahman, Senin (14/9/2020).
Fadli mengatakan, meme yang beredar masif dan menjadi perbincangan luas di masyarakat, kalaupun dibantah bukan pihak Eep atau Polmark yang membuat dan mengedarkan, tetapi substansi hasil survei Polmark sama dengan yang tercantum pada meme.
"Tidak ada kebohongan dan pembohongan di dalamnya," kata Fadli.
Fadli menambahkan, Tim Appi memiliki semua dokumen kontrak tentang pengikatan kerja sama antara Tim Pemenangan Appi-Rahman dengan Polmark.
Eep: Saya Tidak Dipecat, Tapi Mengundurkan Diri
CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fattah akhirnya menjelaskan duduk perkara yang menyeret namanya dengan Tim Munafri Ariefuddin (Appi)-Rahman Bando di Pilkada Makassar. Eep menegaskan jika dirinya bukan dipecat.
"Tidak ada pemecatan, saya lah yang justru sudah lebih dulu berinisiatif untuk mengundurkan diri dari kerja sama pendampingan Appi-Rahman dan sudah meminta EA membicarakannya secara tuntas/layak," ujar Eep dalam press rilis yang diterima, Rabu, 16 September 2020.
Eep menambahkan dia juga membantah jika dirinya diusir dari kota Makassar lantaran meme survei yang dikeluarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. "Tidak mungkin ada pengusiran dan memang tidak pernah terjadi," kata dia.
Menurutnya, Erwin Aksa selaku tim dari Munafri Ariefuddin (Appi)-Rahman Bando tahu persis bahwa mereka tidak memiliki hak hukum apapun untuk mengusir seorang atau sekelompok warga negara yang baik untuk keluar dari suatu tempat yang bukan miliknya.
Atas kejadian ini, Eep menilai uang bukan segalanya. Bahkan dia menjelaskan jika berkali-kali melakukan pendampingan secara pro-bono untuk kandidat-kandidat yang sangat layak dibantu.
"Bagi kami, menjaga kejujuran atas hasil survei dan riset lain dalam kerja pendampingan adalah sesuatu yang sakral. Berulang-ulang dengan tegas kami menolak keinginan pihak lain yang ingin menggunakan hasil survei secara tidak
semestinya," ucap dia.
Eep berharap Pilkada Kota Makassar sebagaimana juga 269 Pilkada lainnya dalam Pilkada Serentak 2020 di seluruh Indonesia terselenggara sebagai Pilkada yang sehat, jujur dan demokratis.
"Semoga, rakyat atau warga lah yang akhirnya keluar sebagai pemenang sesungguhnya," kata dia.
Sebelumnya, Pengendali tim pasangan calon Wali Kota Makassar Munafri Ariefuddin-Rahman Bando yakni Erwin Aksa memblacklist lembaga survei Polmark Indonesia bentukan Eep Saefulloh Fatah. Masalahnya lantaran CEO Polmark Indonesia, Eep membuat pernyataan mengingkari dan tidak mengakui hasil surveinya sendiri.
“InsyaAllah kita sudah melakukan pergantian pemain. Kami nyatakan bahwa Polkmark tak sesuai komitmen. Yang ngaco itu mereka. Kita heran saja,” kata Erwin Aksa, Senin 14 September 2020.
Sebelumnya Eep membantah sebaran hasil survei Pilwalkot Makassar tahun 2020 yang membawa bendera Lembaga Survei Polmark Indonesia.
Di mana dalam hasil survei tersebut, ada empat bakal pasangan calon yang elektabilitasnya di ekspose, yakni Munafri Arifuddi-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman dengan hasil survei 31,7 persen, Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA) 26,8 persen, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan) dan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (None-Zunnun) 3,4 persen.
S: Viva.co.id & rmol