INDONESIAKININEWS.COM - Beredar di media sosial foto seorang anak laki-laki yang diduga dibuang oleh orangtuanya disertai selembar surat, y...
INDONESIAKININEWS.COM - Beredar di media sosial foto seorang anak laki-laki yang diduga dibuang oleh orangtuanya disertai selembar surat, yang terjadi di Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Foto anak dan selembar surat itu dibagikan oleh akun Twitter @cursedwibu pada 27 September 2020. Pada foto itu, bocah tersebut tampak mengenakan jaket warna merah.
Di wajahnya sebelah kiri terdapat luka yang diduga akibat dianiaya orangtuanya.
Lalu, pada selembar surat berisi kalimat tentang orangtua yang meninggalkan anaknya.
Berikut isi suratnya:
Nak, maaf mamak ya Terpaksa saya tinggal kan kamu di jalan, krn saya tidak sanggup melihat kamu menderita atau tersiksa karna kebandelan mu, setiap hari kamu bikin masalah. Maafin mama nak. jaga dirimu baik-baik, ya.
Unggahan ini telah disukai 46.300 kali dan mendapat 12.800 komentar.
Diduga dibuang orangtua
Paur Humas Polres Pelalawan Iptu Edy Haryanto saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Ya, saya sudah konfirmasi ke Kanit Reskrim Polsek Pangkalan Kuras, memang ada ditemukan anak yang indikasinya seperti itu (diduga dibuang orangtuanya). Kita juga sudah tahu kejadian ini viral di medsos," kata Edy saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (29/9/2020).
Ia mengaku belum mengetahui nama anak tersebut, tetapi usianya baru sekitar delapan tahun. Anak ini diduga dianiaya dan dibuang oleh orangtuanya. Namun, Edy menyebut kasus ini dalam proses penyelidikan.
"Orangtuanya ada. Hari ini kami mengumpulkan kedua orangtuanya, ketua RT, dan orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya," sebut Edy.
Terkait adanya dugaan penganiayaan dan penelantaran anak di bawah umur, Edy mengaku bahwa Unit Reskrim Polsek Pangkalan Kuras masih melakukan pendalaman.
"Memang ada indikasi anak itu mengalami kekerasan. Tapi, latar belakangnya apa masih didalami kenapa terjadi seperti ini. Kita belum bisa berspekulasi karena medsos kan belum tentu benar. Jadi kita harus mencari kebenarannya," kata Edy.
S:regional.kompas.com