Hasran bersama anaknya Foto kompas INDONESIAKININEWS.COM - Hasran (33), seorang pengemudi ojek online ( ojol) di Samarinda, Kalimantan Timu...
INDONESIAKININEWS.COM - Hasran (33), seorang pengemudi ojek online ( ojol) di Samarinda, Kalimantan Timur, terpaksa membawa anak yang berusia 2,5 tahun saat mengangkut penumpang.
Hal tersebut terpaksa dilakukan karena ditinggal istrinya menikah dengan pria lain sejak anaknya berusia enam bulan.
“Mau tidak mau saya bawa. Tidak ada yang jaga di rumah. Saya juga tidak berani titip sama orang,” ungkap Hasran saat ditemui Selasa (25/8/2020) malam.
Hasran membuat kursi kecil dari rotan yang diletakkan di sela motor Honda Beat untuk tempat duduk anaknya.
Dia juga memakaikan anaknya masker, baju dua lapis, ditambah jaket agar tak masuk angin.
Tak jarang penumpang yang diangkut Hasran selalu bertanya alasan membawa anaknya.
“Ya saya jawab, dia ditinggal ibunya,” tutur dia.
Hasran tak mempunyai waktu tetap untuk menerima order penumpang.
Dia selalu mengikuti suasana hati anaknya.
“Tergantung mood si kecil (anaknya). Kalau lagi rewel enggak bisa narik, tunggu mood-nya enak baru keluar,” tutur dia.
Hasran baru menerima order pada sore hari hingga larut malam.
“Sore baru keluar narik sampai jam 12 malam baru balik ke rumah. Kasihan juga sih, kadang dia (anaknya) kedinginan,” tuturnya.
Hasran menikahi istrinya pada akhir 2016.
Dua tahun kemudian, pada Mei 2018, anak pertama
yang kini hidup bersamanya lahir.
Enam bulan berjalan sejak kelahiran itu, istri pergi meninggalkannya.
Kala itu, istrinya hanya meminta izin untuk membeli obat
“Sejak itu, dia pergi enggak kembali sampai sekarang,” kisah Hasran mengenang kepergian istrinya dua tahun lalu.
Dua bulan mencari, Hasran tak kunjung mengetahui keberadaan istrinya.
Belakangan dia baru mengetahui bahwa istrinya telah menikah dengan pria lain.
“Mereka kenalan lewat Facebook,” terang dia.
Sejak itu, anaknya dirawat oleh neneknya saat Hasran bekerja di salah satu tempat penjualan pentol (bakso) di Samarinda Sebrang.
Namun, sebulan terakhir, ibu Hasran juga minggat seusai menggadaikan sertifikat rumah peninggalan almarhum ayahnya ke pihak bank untuk modal usaha.
“Ibu sudah pergi tinggal bersama saudara. Sekarang sisa kami berdua (Hasran dan anaknya) tinggal di rumah itu. Kalau enggak bisa bayar, bisa ditarik bank,” tutur dia.
Jika ramai order masuk, Hasran bisa mengantongi uang sebesar Rp 100.000.
“Karena sering narik malam. Saya juga enggak ambil orderan jauh. Kasihan anak saya. Kalau uang pelan-pelan bisa kita cari, tapi kalau anak sakit lebih susah lagi,” jelas dia.
Hasran juga telah berusaha menghubungi istrinya untuk memberikan kabar bahwa anaknya sakit.
Namun, nomor ponsel miliknya telah diblokir istri.
“Saya juga pernah chat dia (istrinya) lewat Facebook. Dia balas. Setelah itu dia blokir lagi. Saya kabari kalau anaknya sakit, tapi dia bilang saya bohong,” kisah Hasran.
Hasran sudah berusaha meminta istrinya untuk kembali, tetapi tak kunjung berhasil.
Baru pada 2019, mantan istrinya mau menemui Hasran dan anaknya.
“Itu pun kami ketemu di jalan,” kata dia.
Setahun berlalu setelah pertemuan itu, sekitar Juli 2020, Hasran dan anaknya kembali menemui mantan istrinya bersama suaminya saat melintas di jalan.
“Itu terakhir ketemu sampai sekarang,” tutup dia.
Foto kompas