INDONESIAKININEWS.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Solo mengaku ditawari uang nyaris Rp 1 miliar untuk mendukung lawan Gibran-Teguh...
Menurut Ketua DPD PSI Solo, Antonius Yogo Prabowo kepada wartawan, tawaran itu muncul dari partai yang tak memiliki kursi di DPRD Solo.
Lalu, menurut Yogo, pasangan yang akan dijadikan lawan Gibran-Teguh adalah Achmad Purnomo dan Anung Indro Santoso.
"Jadi kemarin ada tawaran ke PSI supaya masuk ke gerbong supaya bisa diajak berkoalisi meloloskan Pak Purnomo-Anung itu tawaran pasangannya," kata Yogo.
Bentuk poros baru Yogo menjelaskan, partai yang menawari uang ratusan juta itu juga menawari partai-partai lain.
Menurut Yogo, partai-partai itu akan membentuk poros baru di Pilkada Solo.
"Desainnya, PKS, PAN dan PSI yang mengunci. Gerindra sudah lepas dari skenario karena mendukung (Gibran-Teguh)," sambung dia.
Yogo mengakui terkejut dengan tawaran itu. Pasalnya, sebagai partai yang masih seumur jagung sudah diperhitungkan dalam Pilkada Kota Solo.
Namun, menurut Yogo, tawaran itu tidak merubah komitmen partai untuk tetap mendukung Gibran-Teguh.
"PSI masih istiqomah dengan Mas Gibran. Solo sampai saat ini untuk calon yang kuat kemudian punya visi ke depan, punya semangat membangun kota, PSI di Mas Gibran," terangnya.
Penjelasan Purnomo-Anung Sementara itu, Purnomo mengaku enggan untuk berandai-andai soal karir politiknya.
Dirinya bahkan secara terbuka mengatakan tidak ingin terlalu menanggapi soal adanya tawaran terhadap dirinya di dunia politik.
"Jangan mengandai-andai. Dari dulu meleset terus. Udah diusulkan pengurus cabang saja meleset kok. Sekarang berandai-andai lagi jangan," ucap dia.
Purnomo juga tak tahu-menahu soal tawaran yang Rp 1 miliar yang disebutkan Yogo tersebut.
Sementara itu, Anung Indro Susanto menilai wajar jika terjadi dinamika politik seperti itu.
"Biasa saja kondisi seperti ini. Atmosfer mau Pilkada kan biasa seperti itu. Saya kan pernah ikut namanya kontestasi politik (tahun 2015). Biasa seperti itu, namanya politik berkembang, dinamis. Itu ada dinamika di masyarakat," kata mantan Kepala Bapermas PP PA dan KB Solo itu.
S. Kompas