foto: infobanua INDONESIAKININEWS.COM - Ribuan massa yang terdiri dari berbagai organisasi masyarakat menggelar long march dan aksi dem...
foto: infobanua |
INDONESIAKININEWS.COM - Ribuan massa yang terdiri dari berbagai organisasi masyarakat menggelar long march dan aksi demo di depan kantor DPRD Kabupaten Tulungagung.
Masyarakat yang menamakan dirinya Aliansi Masyarakat Anti Radikalisme (AMAR) itu di antaranya terdiri dari Pemuda Pancasila, Pagar Nusa, GP Ansor, BANSER, LPKAN, APN, PGN, PMII, Karang Taruna, IPNU, IPPNU, Fatayat NU, Kopri, Gusdurian, Kahuripan, Sahabat Nusantara, RMI, LP Maarif NU, BEM IAIN, BEM STAI Diponegoro, BEM Unita, BEM STKIP, BEM STIKES, ISNU, GMP, BMPI, Porsigal, Forsis, 1000 Rebana, PBM, Tim baduak dan Klekar karpet macan.
"Tulungagung pernah menjadi sarang teroris, kita ingatkan agar jangan sampai kembali bangkit kelompok radikalisme dan terorisme," kata orator melalui pengeras suara dari atas kendaraan, Senin (03/08/2020).
Aksi juga menyoroti masalah keberadaan kelompok yang di duga wahabi yang sedang berupaya membangun yayasan di desa Tapan dan menamakan dirinya Imam Syafii.
Tujuh aspirasi yang disampaikan di antaranya,
1. Mendorong pemerintah untuk melaksanakan tugasnya sesuai amanat perundang-undangan.
2. Tegakkan supremasi hukum.
3. Mendorong pemerintah untuk menolak segala bentuk radikalisme dan terorisme.
4. Kembalikan ketentraman Kabupaten Tulungagung.
5. Tarik pasukan dari Desa Tapan/Yayasan Imam Syafii.
6. Bubarkan Kombatpol.
7. Tuntaskan proses hukum Yayasan Imam Syafii desa Tapan.
Kemudian mantan ketua PC GP Ansor Tulungagung, Syahrul Munir meminta kepada segenap peserta untuk merapatkan diri sebagai bentuk kekompakan sekitar 50 elemen masyarakat yang turut aksi.
Kumandang selawat dan lagu Yalal Wathon dengan kompak dinyanyikan dengan meneriakkan yel-yel ganyang radikalisme dan terorisme.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Tulungagung Kompol Supriyanto yang berada di lokasi mengatakan jika petugas keamanan yang diturunkan mencapai 900 personel.
"Dari internal Polres, Polsek dan Polres penyangga masing-masing 100 personel," kata Supriyanto.
Polres penyangga yang dimaksud adalah Polres Trenggalek, Kediri dan Blitar.
Hingga berita ini diturunkan, aksi masih berlangsung. Sejumlah pimpinan ormas menyampaikan sikapnya dan mengecam adanya kelompok teroris dan radikalisme yang merongrong NKRI dan Pancasila.
Sumber: ringtimes